BATU KONDUSIF JELANG PEMILIHAN WALI KOTA

Spread the love

Jawa Timur – Batu kota kecil yang terletak 90 km dari Surabaya atau sekitar 15 km dari kota malang, dan merupakan jalur utama antara Jombang, Kediri dan Malang. Awalnya Batu masih merupakan kecamatan di bawah Pemerintahan Kabupaten Malang. Pada 21 Juni 2001, Gus Dur menandatangani UU no 11 tahun 2001 tentang peningkatan status Batu menjadi Kota, ungkap Haris El Mahdi dalam tulisannya,  “Dari Gus Dur untuk Wong Mbatu”.

Dengan statusnya Batu yang sudah menjadi Kota Madya, maka Batu dipimpin seorang Wali Kota. Karena itu sebagaimana dengan Kota/Kabupaten serta Provinsi yang lain di Indonesia yang akan memilih pemimpin wilayahnya masing-masing untuk lima tahun ke depan. Kota Batu atau sebagai orang senang menyebutnya dengan Kota Wisata Batu juga pada tanggal 27 November 2024 akan memilih pimpinan wilayah/Walikotanya.

Tercatat ada tiga pasangan calon (paslon) yang mendaftar ke KPU Kota Batu. Berikut ketiga Paslon itu: Firhando Gumelar (Golkar) berpasangan dengan H Rudi (PAN); Kris Dayanti (PDIP) berpasangan dengan Kresna Dewanata Prosakh (Nasdem); Sedangkan Nurochman (PKB) berpasangan dengan Heli Suyanto (Gerindra).

Selama masa kampanye, masing-pasing paslon menyampaikan berbagai program unggulan mereka apabila kelak terpilih nanti, dengan berbagai cara dan metode. Secara keseluruhan selama masa kampanye di Kota Batu, tidak ada pelanggaran atau persoalan yang menonjol yang terlihat. Selama masa kampanye Kota Batu Kondusif.

Secara umum tampak masing-masing Paslon memiliki basis masa pendukung.  Selain itu faktor kedekatan wilayah tempat tinggal dan faktor kekerabatan, serta faktor pengalaman para Paslon yang menjadi pertimbangan para pemilih. Hal ini terungkap saat ditanya langsung pada beberapa pemilih secara acak. Tapi ada juga masyarakat Kota Batu yang belum menentukan siapa yang akan dipilihnya pada saatnya nanti.

Selain itu pula terungkap harapan – harapan  warga Kota Batu, di antaranya terkait isue lingkungan seperti reboisasi. Bahkan ada yang menyampaikan,  “Stop untuk membangun hotel di Batu, karena Batu kota kecil. Keinginan  ini tidak berlebihan apabila kita lihat dari data yang ada sebagai mana di lansir dari tim Jember Network dari data BPS Jatim tahun 2021, berikut 5 wilayah Kota/Kabupaten yang memiliki jumlah hotel terbanyak di Jawa Timur. Kota batu ada pada nomer satu dari kota yang hotelnya terbanyak di Jawa Timur, berikut ulasannya:

Kota Batu merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang menawarkan,  berbagai daerah wisata menarik. Lokasinya di dataran tinggi membawa suasana sejuk dan pas digunakan untuk berlibur melepas penat. Oleh karena itulah banyak hotel yang disediakan di Kota Batu. Berdasarkan data BPS Jatim, jumlah hotel di Kota Batu tercatat lebih dari 973 unit per tahun 2021. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari jumlah hotel berbintang sebanyak 18 unit dan kebanyakan hotel non-bintang dengan jumlah 955 unit. Jelas artikel tersebut.

Ada juga yang berharap adanya Peraturan Daerah (Perda) Alih Fungsi Lahan. Harapan dengan adanya Perda ini, agar petani tidak gampang menjual tanahnya kepada investor, sehingga lahan pertanian tidak berubah menjadi hotel – hotel atau berubah menjadi tempat- tempat wahana rekreasi atau hutan+hutan yang ada di Batu tetap terlindungi sehingga ketersediaan air bersih tetap terjaga dan Kota Batu terhindar dari bencana, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di sebagian wilayahnya mengalami banjir bandang.

Ada juga yang berharap icon-icon Batu tetap terpelihara  guna menunjang Pariwisata Kota Batu. Seperti, dokar dijadikan sarana transportasi wisata. Untuk itu pemerintah khususnya Wali Kota yang terpilih dapat memberikan subsidi kepada pemilik dokar. Menggalakan penghijauan dengan melibatkan seluruh potensi masyarakat Kota Batu, termasuk para pengelolah wahan-wahana wisata, hotel, restoran dan lainnya. (QQ)

Tinggalkan Balasan