BEKASI – Kabar gembira bagi para orang tua di Kota Bekasi! Wali Kota Tri Adhianto dengan tegas menyatakan bahwa kegiatan olahraga renang di sekolah bukanlah kewajiban yang membebani, melainkan pilihan yang fleksibel. Pernyataan ini disambut meriah di sela-sela acara penyerahan kacamata gratis untuk 173 siswa SMPN 30 Kota Bekasi, hasil kolaborasi apik dengan Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN), Rabu (24/9/2025).
Tri Adhianto menjawab keresahan sebagian orang tua yang merasa terbebani dengan biaya dan akses sarana renang. Ia memastikan bahwa olahraga, termasuk renang, seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan dan tidak memberatkan kondisi ekonomi keluarga.
“Renang bukan harga mati! Tidak ada paksaan, apalagi sampai jadi syarat penilaian. Itu hanya opsi dari sekolah. Masih banyak olahraga lain yang bisa jadi wadah pembentukan karakter, kesehatan, dan semangat sportivitas. Jangan sampai malah bikin kantong orang tua jebol,” tegas Tri dengan nada bersemangat.
Wali Kota visioner ini menjelaskan bahwa esensi pendidikan jasmani bukanlah sekadar mengejar nilai atau prestasi instan, melainkan membentuk generasi yang sehat, tangguh, dan berkarakter mulia. Pemkot Bekasi berkomitmen untuk menyediakan fasilitas olahraga yang inklusif, agar setiap anak dapat mengembangkan potensi diri tanpa tekanan yang tidak perlu.
“Kita punya mimpi besar untuk mencetak atlet-atlet kebanggaan Kota Bekasi dari berbagai cabang olahraga. Tapi, kita juga ingin memberikan panggung bagi anak-anak yang bersinar di bidang seni dan budaya. Semua ini adalah bagian dari upaya kita untuk melahirkan generasi emas yang membanggakan orang tua mereka,” ungkap Tri.
Tri juga mengingatkan betapa pentingnya dukungan keluarga dalam tumbuh kembang anak, baik secara akademik maupun non-akademik. Salah satu bentuk dukungan nyata adalah memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang, agar memiliki daya tahan tubuh prima dan siap menghadapi berbagai aktivitas pembelajaran.
“Kita harus mempersiapkan anak-anak secara holistik. Tidak hanya dari sisi otak atau otot, tapi juga dari sisi gizi, kesehatan mata, mental, dan karakter. Semuanya harus berjalan beriringan, saling melengkapi,” tambahnya.
Penegasan Tri Adhianto ini menjadi angin segar bagi dunia pendidikan di Kota Bekasi. Kebijakan ini menunjukkan bahwa Pemkot Bekasi mendengarkan aspirasi warganya dan berkomitmen untuk menyelenggarakan pendidikan yang adaptif terhadap kondisi siswa dan orang tua. Pemerintah memastikan setiap program pendidikan memberikan manfaat positif tanpa menimbulkan beban finansial atau psikologis yang tidak perlu.
Jurnalis: Vicken Highlightlander
Editor: Romo Kefas