SURAT TERBUKA UNTUK WALI KOTA DAN PEJABAT PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Dari Cecep Anang Hardian, Warga Kota Tangerang Selatan
Tangerang Selatan, 7 November 2025
Kepada Yth. Wali Kota Tangerang Selatan
Beserta seluruh jajaran pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang Selatan
Dengan hormat,
Sebagai warga yang mencintai Kota Tangerang Selatan, saya merasa perlu menyampaikan kegelisahan sekaligus keprihatinan atas menurunnya etika, disiplin, dan semangat pelayanan publik di sebagian jajaran pemerintah kota kita tercinta ini.
Sudah terlalu sering masyarakat mendapati pejabat yang datang terlambat, melayani dengan setengah hati, atau bahkan memperlakukan rakyat seperti bawahan — padahal rakyatlah yang menjadi alasan mereka duduk di kursi jabatan itu.
Jabatan bukan kehormatan pribadi, tapi amanah publik. Setiap fasilitas, kendaraan dinas, ruangan berpendingin, gaji, dan tunjangan — semuanya bersumber dari uang rakyat, dari pajak dan keringat masyarakat Tangsel yang bekerja keras setiap hari. Maka, sudah sepantasnya pejabat di Tangsel menundukkan hati, bukan meninggikan dada.
Saya menyoroti bahwa di beberapa instansi, termasuk Dinas Pendidikan Kota Tangsel, masih tampak lemahnya kedisiplinan dan kesadaran pelayanan. Ironis sekali jika instansi yang seharusnya menjadi teladan moral dan pembentuk karakter justru tidak mampu menunjukkan sikap profesional dan beretika.
Bagaimana mungkin kita berharap anak-anak Tangsel tumbuh dengan nilai tanggung jawab, jika para pemimpinnya tidak memberi contoh yang sama? Saya meminta kepada Wali Kota Tangsel untuk melakukan pembenahan serius, bukan hanya dengan teguran administratif, tetapi dengan
Penegakan moral dan disiplin jabatan.
Rotasi pejabat yang tidak berintegritas harus dilakukan. Pengawasan harus berjalan nyata, bukan sekadar laporan di atas kertas.
Rakyat tidak menuntut lebih — hanya ingin dilayani dengan sopan, cepat, dan jujur. Jika pejabat publik masih merasa lebih tinggi dari rakyat, berarti mereka belum pantas disebut pelayan publik.
Sudah waktunya pemerintah daerah Tangsel kembali ke hati nurani.
Kembalilah pada esensi pengabdian. Ingatlah, setiap tanda tangan dan keputusan yang dibuat di atas meja kantor, memiliki konsekuensi langsung bagi kehidupan rakyat di bawah.
Saya percaya, Tangsel bisa lebih baik jika para pejabatnya berani bercermin dan berbenah. Rakyat bukan musuh, rakyat adalah tua dan pelayan sejati tidak pernah sombong di hadapan tuannya.
Hormat saya,
Cecep Anang Hardian
Warga Kota Tangerang Selatan
Pemerhati Pelayanan Publik


