Saat Aku Tak Melihat Jalan, So?

Spread the love

Yesaya 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.

Pelitakota.id Keluarnya Bangsa Israel dari tanah Mesir, lebih tepatnya lagi, keluar dari Perhambaan Mesir, tentu disambut dengan Suka-cita, Sebab arak-arakan manusia itu melangkah pulang menuju kampung halaman, *Tanah Perjanjian,* Tanah yang telah dijanjikan Allah kepada Abraham nenek moyang Israel yaitu Tanah Kanaan.

Tetapi sesampainya bangsa Israel di tepian laut Teberau, mereka kebingungan, tidak tahu mau melangkah kemana lagi. Keadaan Mereka bagaikan Perjalanan kita yang mengandalkan Google Maps, namun, tiba-tiba signal GPS hilang. Bingung dan buntu.

Sementara itu, pasukan Firaun telah dekat. Mau kemanakah Melangkah? Tidak ada jalan keluar. Mampet dan seret, Habislah sudah. “Musa, Kita akan binasa: “Seru Bangsa Israel..”

Namun, Tuhan tidak pernah salah menuntun jalan. Laut Teberau adalah jalan yg tepat, sudah tepat. Rutenya memang itu. Loh kok begitu? Ini tidak masuk akal.

Dalam tekanan Massa yang Panik, Musa menghadap Tuhan Allah, bertanya tentang jalan ke luarnya. Benar saja, Laut Teberau memang jalan ke luarnya. Laut Teberau adalah rutenya. Pusing bukan? Kita tau akhirnya, benarlah demikian. Coba bayangkan; Seandainya Kita ada dalam Rombongan itu, Percayakah kita, Laut Teberau adalah Jalan Keluar? Jangan-jangan kita akan bersungut-sungut dan protes keras kepada Musa.

Saudaraku, Laut Teberau bukan jalan buntu, tapi jalan keluar yang benar Apa artinya?
1. Terbelah dua, kiri dan kanan yang menyisakan celah untuk berjalan menyebrang.
2. Laut Teberau kembali menyatu setelah Israel menyeberang, menyapu habis Firaun dan pasukannya. Laut Teberau adalah Alat Tuhan menyelamatkan Bangsa Israel.

Laut Teberau ternyata bukan masalah tetapi justru Jalan Ke Luar. Awalnya dianggap Masalah ternyata adalah Solusi tepat alias jalan yang benar.

Jadi, Saudaraku, Tuhan tidak pernah salah menuntun jalan hidup kita, persoalannya adalah Mau atau tidak dituntun Tuhan? Benar, Terkadang ketika kita menghadapi suatu masalah, langsung kita menganggap hal itu bagaikan Laut Teberau Alias jalan Buntu, Padahal bagi Allah itu adalah solusinya. Benarlah: Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu dan jalanKu bukanlah Jalanmu,

Saudaraku, mungkin hari-hari terakhir ini kita merasakan ada Laut Teberau dalam hidup ini, dengan bermacam-macam bentuknya. Kita merasakan tidak ada jalan keluar lagi. Semua sudah tertutup. Buntu. Namun lewat firman Tuhan ini, kita mempunyai keberanian percaya padaNya. Berserulah kepada Tuhan yang berkata: Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup. Berjalanlah Bersama Dia.

Amin.

Pdt.Dr Ezra Simorangkir

Tinggalkan Balasan