RUMAH. MENGAPA RUMAH? (II)

Spread the love

Kisah Para Rasul 16:15 (TB) “… marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.

Pelitakota.id Zakeus, Lidia, Akwila-Priskila sangat menginginkan perjumpaan pribadinya dengan Yesus atau Paulus tidak terjadi hanya “di luar rumah“, tetapi juga berlanjut “sampai di dalam rumah” sebagai “bukti terjadinya keselamatan dan kehadiran Allah”. Allah hadir sebagai Kepala Rumah, karena rumah adalah tempat tinggal suatu keluarga yang mengalami keselamatan di dalam Kristus, dan bahwa Family is not an important thing, its everything (Keluarga bukan hanya hal penting, Keluarga adalah segalanya). “Sudahkah aku dan keluargaku mengalaminya?”

Rumah bukan tempat indekost, tetapi dibangunnya suatu persekutuan bersama Allah dan membentuk kehidupan menuju masa depan. Itulah rumah yang sarat kebahagiaan dan tempat kediaman yang tak pernah bosan berada di dalamnya. Kebahagiaan berada di dalam rumah, maka tak perlu mencari terus menerus di luar rumah. Rumah seperti ini mengarah pada rumah yang Yesus janjikan, rumah Bapa dalam persekutuan tiap waktu tanpa batas dan kekal.

Rumah bukan hanya suatu struktur bangunan yang dapat melindungi penghuninya dari teriknya matahari, dinginnya udara malam atau hujan, rumah adalah tempat pembentukan suatu keluarga Kristen yang membangun persekutuan masa depan terbaik bersama Allah. Karenanya, mendefinisikan rumah tentu sangat panjang dan tiada habisnya. Mari renungkan, mengapa rumah?

Sangat banyak orang Kristen mengaku bertobat di suatu KKR, diubah dan melayani sepanjang waktu di dalam gereja. Apakah semua itu berlanjut sampai ke dalam rumahnya? Apakah rumah orang Kristen menunjukkan rumah keselamatan dan pertobatan?. Mengapa banyak orang Kristen tidak ingin jika rumahnya dikunjungi? Antara lain menyembunyikan suatu hal, bahwa penghuni rumah belum mengalami keselamatannya ke dalam rumahnya. Ingin tahu apakah seseorang atau satu keluarga benar-benar bertobat? Datanglah ke rumahnya, karena rumah selalu tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalamnya.

Zakeus, Akwila-Priskila, Lidia sangat mendambakan rumah mereka menjadi tempat kediaman bersama Allah. Meski rumah tidak mewah namun seluruh persediaan kebutuhan spiritual dan kebahagiaan berlimpah di rumah. “Puji Tuhan, aku dan seisi rumahku telah percaya dan semuanya dibaptis!. Indah bukan?

Salam Injili

Tinggalkan Balasan