Jakarta, 28 Mei 2025 – Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi animasi AI telah membuka peluang baru bagi para seniman dan kreator untuk menghidupkan karya-karya klasik dengan sentuhan modern. Salah satu contoh yang menarik adalah proyek Icha Yang, seorang musisi yang telah berhasil menggabungkan lagu-lagu Mandarin klasik dengan teknologi animasi AI untuk menciptakan konten yang unik dan menarik.
Dalam wawancara eksklusif dengan reporter YSD, Icha Yang menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari mimpinya untuk menggabungkan musik dan teknologi dalam satu panggung. “Aku pengin terus berkarya, bereksperimen, dan belajar hal baru. Ini cara aku mengekspresikan diri,” kata Icha Yang dengan semangat.
Proyek ini menampilkan animasi yang menampilkan kisah cinta romantis dengan latar belakang bersejarah, seperti Hong Kong tahun 1950-an dan era Kaisar Ming tahun 1368. Teknologi AI memungkinkan Icha Yang dan tim kreatifnya untuk menciptakan ekspresi wajah dan gestur yang realistis, sehingga membuat penonton merasa seperti sedang menonton film klasik.
Salah satu karya yang telah dirilis adalah “Goodbye My Love” versi Mandarin, yang telah menjadi viral di media sosial. Lagu sedih tentang pasangan yang terpisah ini menjadi makin menyentuh dengan latar animasi klasik bergaya vintage Hong Kong. “Tenang aja, tetap bakal ada gaya khas aku di sana. Versi asli juga tetap dibuat kok,” tambah Icha Yang sambil tertawa.
Icha Yang juga mengungkapkan bahwa proyek ini bukan hanya tentang mengikuti tren, tetapi tentang menciptakan sesuatu yang baru dan unik. “Kita masih terus belajar kok. Tapi yang pasti, semangatnya gak boleh padam,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat, Icha Yang berencana untuk membuat studio produksi mandiri, sehingga dapat merealisasikan ide-ide kreatif tanpa batasan. Dengan semangat dan kreativitas tanpa henti, Icha Yang berhasil membuktikan bahwa seni dan teknologi dapat berjalan bersama dan saling memperkuat.
Reporter: YSD
Editor: Romo Kefas