Resah!warga desa sidorejo dikepung banjir limbah

Spread the love

Tulungagung – Warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung keluhkan banjir di pemukiman mereka. Sebab, air yang menggenang berwarna hitam dan mengeluarkan bau yang tidak sedap dan oli.

Dikutip dari Klikdaercom,diduga kuat air yang menggenang tersebut tercampur dengan limbah dari PG Modjopanggong. Akibatnya, tanaman kecil yang terkena air ini menjadi layu dan mati.

Jika terkena kulit menyebabkan rasa gatal. Banjir ini sudah terjadi sejak Jum’at (21/10/22) petang lalu.

“Waktu itu memang hujan deras, lalu datang air dari arah pabrik masuk ke permukiman warga,” ujar salah satu warga terdampak.

Banjir menggenangi 2 dusun, yaitu Dusun Krajan dan Sawahan Kidul.
Heni melanjutkan, saat banjir datang masih berasa hangat dan mengeluarkan asap. Limbah berwarna hitam itu berbau tidak sedap yang menyengat.

“Aromanya sampai masuk ke rumah-rumah. Mau tidur pun susah karena baunya,” sambung sambungnya.

Warga lain yg juga menjadi korban banjir limbah ini mengatakan sebenarnya PG Mojopanggung punya saluran pembuangan sendiri.

Limbah pabrik dialirkan melalui Kali song dan bermuara di Kali Ngrowo. Namun karena Kali Song banjir, aliranya berbalik.

“Pintu masuk ke Kali Song ditutup karena kalau tidak air Kali Song malah masuk kampung,” imbuhnya.

Akibatnya, limbah yang seharusnya mengarah ke sungai malah menuju ke pemukiman dan dikhawatirkan akan memberi dampak buruk dalam waktu jangka panjang.

Sementara itu Humas PG Modjopanggong Tulungagung, Azis Rahman BS, mengakui ada luapan limbah. Menurutnya, limbah yang menggenangi pemukiman tidak berbahaya, sebab sumbernya dari air bekas pendingin ketel.

“Sebenarnya bukan limbah berbahaya dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), tetapi itu air pendingin. Makanya suhunya hangat,” terang Azis.

Azis berkelit kejadian ini disebabkan oleh alam. Menurutnya PG Modjopanggong mempunyai saluran pembuangan limbah bernama Sungai Giling yang mengalir ke Kali Song dan Kali Ngrowo.

Namun akibat cuaca buruk akhir-akhir ini, debut Kali Song meningkat, sehingga pembuangan pabrik tidak bisa masuk ke Kali Song.

Debut air yang tinggi justru mendorong pembuangan PG. Modjopanggong sehingga menggenangi pemukiman.

“Itulah kenapa banjir itu selalu datang saat sore. Karena bersamaan dengan naiknya debit Kali Song,” sambung Azis.

Disinggung adanya oli pada air yang menggenangi pemukiman, Aziz berdalih air tak hanya berasal dari pabrik, namun juga dari Kali Song.

“Kita juga tidak tahu sumbernya, karena air dari mana-mana masuk ke sana. Kalau tanaman mati mungkin karena memang airnya hangat,” tegas Azis.

Untuk mengatasi limbah ini, pihaknya tengah melakukan penyisiran saluran pembuangan.
Sebab, kemungkinan ada penyebab lain yang menghambat saluran pembuangan.

“Kami berempati kepada warga, tapi ini faktor bencana. Kami akan lakukan upaya penanggulangan,” tandasnya.(dian)

Tinggalkan Balasan