Jakarta, 21 Juli 2025 – Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) baru-baru ini merayakan Hari Ulang Tahun ke-54 di GBI Cipulir, Jakarta Selatan. Perayaan ini diselenggarakan oleh PGLII Wilayah DKI Jakarta dan dihadiri oleh berbagai pimpinan gereja, sinode, lembaga aras nasional, dan tokoh-tokoh Kristen dari Jabodetabek.
Misi Pewartaan Injil bagi Semua Bangsa
Tema perayaan ini adalah “Semua Bangsa Harus Mendapat Kesempatan untuk Mendengar Injil” yang terinspirasi dari Roma 10:18. Tema ini menegaskan kembali misi utama PGLII sejak berdiri pada 17 Juli 1971, yakni mewartakan Injil kepada segala bangsa. Pengkhotbah utama dalam perayaan ini adalah Pdt. Dr. Tommy O. Lengkong, Ketua Umum PGLII, yang menyampaikan pesan Firman Tuhan dengan semangat misi yang membakar hati para hadirin.
Keprihatinan terhadap Kondisi Bangsa dan Ciptaan
PGLII menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi bangsa dan ciptaan. Korupsi dan kesenjangan sosial yang masih melanda Indonesia, intoleransi terhadap keberagaman dan kebebasan beragama, serta krisis ekologis akibat eksploitasi alam yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, menjadi perhatian utama. PGLII menyerukan agar gereja hadir secara nyata sebagai suara keadilan, agen rekonsiliasi, dan penjaga keutuhan ciptaan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
Kesatuan dan Keterlibatan Gereja
PGLII menegaskan bahwa Injil bukan hanya kabar keselamatan pribadi, tetapi juga panggilan untuk membela martabat manusia dan merawat bumi ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, PGLII menyerukan agar sekat-sekat sektarian ditanggalkan, dan agar gereja-gereja Injili semakin bersatu dalam pewartaan Injil dan pelayanan kasih yang berdampak bagi bangsa dan dunia.
Komentar dari Pdt. Dr. Tommy O. Lengkong dan Pdt. Prof. Dr. Daniel Ronda
Pdt. Dr. Tommy O. Lengkong menekankan bahwa “Ciri utama kaum Injili adalah iman akan keselamatan hanya melalui Yesus Kristus, dan bahwa Injil harus diberitakan secara setia, kontekstual, dan menjangkau semua suku dan bangsa, termasuk melalui media digital.” Sementara itu, Pdt. Prof. Dr. Daniel Ronda menambahkan bahwa “Gereja dipanggil untuk menjadi gereja yang relevan di tengah tantangan zaman, dan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat yang terabaikan.”
Peliput: Alex Rusli
Editor: Romo Kefas