Penantian Berakhir: Tuan Rondahaim Saragih, Pejuang Simalungun, Sandang Gelar Pahlawan Nasional

Spread the love

Bandung,14 November 2025 – Sorak sorai kebahagiaan menggema di seantero Simalungun dan Bandung Raya! Tuan Rondahaim Saragih, Raja ke-14 Kerajaan Raya Simalungun, kini resmi menyandang gelar Pahlawan Nasional Indonesia. Keputusan Presiden Prabowo Subianto melalui Keputusan Presiden Nomor 116/TK/Tahun 2025 ini menjadi puncak dari perjuangan panjang untuk mengakui jasa-jasa sang “Napoleon dari Batak” dalam melawan kolonialisme Belanda. Pengumuman yang disampaikan langsung oleh Sekretaris Militer Presiden, Mayor Jenderal TNI Kosasih, S.E., di Istana Negara, Jakarta, pada Hari Pahlawan, 10 November 2025, menjadi momen yang tak terlupakan.

“Keputusan ini adalah wujud penghormatan tertinggi negara atas pengorbanan dan dedikasi luar biasa para pahlawan dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia,” ujar Mayor Jenderal TNI Kosasih, S.E., dengan penuh khidmat.

Tuan Rondahaim Saragih kini sejajar dengan tokoh-tokoh besar bangsa seperti Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Soeharto, Marsinah, Mochtar Kusumaatmadja, Rahmah El Yunusiyyah, Sultan Muhammad Salahuddin, Syaikhona Muhammad Kholil, Sultan Zainal Abidin Syah, dan Sarwo Edhie Wibowo, yang juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional tahun ini. Namun, kisah perjuangan Tuan Rondahaim memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri.

“Almarhum Tuan Rondahaim Saragih, tokoh dari Sumatera Utara, adalah pahlawan dalam perjuangan bersenjata. Di bawah kepemimpinannya, Pasukan Raya di Simalungun berhasil mencatatkan sejarah perlawanan yang gigih terhadap kolonialisme Belanda, dengan fokus pada pertahanan kemerdekaan,” tegas Sekmil Presiden.

Masyarakat Simalungun di Bandung Raya: “Penantian Panjang Berakhir Manis!”

Kabar baik ini disambut gegap gempita oleh masyarakat Simalungun di Bandung Raya. Marittan Purba, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Pemangku Adat dan Cendekiawan Simalungun/Partuha Maujana Simalungun (DPC PACS/PMS) Bandung Raya, mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya.

“Kami, warga Jawa Barat khususnya di Bandung Raya yang berasal dari Simalungun, sangat mengapresiasi keputusan Presiden Republik Indonesia atas penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Raja ke-14 Kerajaan Raya, Tuan Rondahaim Saragih,” kata Marittan Purba dengan suara bergetar, Senin, 10 November 2025.

Marittan Purba juga mengajak seluruh masyarakat Simalungun untuk meneladani semangat pantang menyerah dan cinta tanah air yang ditunjukkan oleh Tuan Rondahaim.

“Beliau adalah sosok yang merdeka sejati. Selama hidupnya, beliau tidak pernah rela tanah dan budayanya dijajah oleh bangsa lain. Semangat inilah yang harus kita warisi,” imbuhnya.

Marittan mengakui bahwa upaya menjadikan Tuan Rondahaim Saragih sebagai pahlawan nasional bukanlah hal yang mudah. Namun, berkat kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, mimpi ini akhirnya menjadi kenyataan.

“Atas nama seluruh masyarakat etnis Simalungun/PACS (PMS) di Bandung Raya, kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses pengusulan ini,” ujar Marittan dengan tulus.

Ucapan terima kasih khusus ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, Bupati Simalungun Dr. Anton Ahmad Saragih, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Sumut, para sejarawan dari USU dan UNIMED, serta panitia pengusung pengusulan Tuan Rondahaim Saragih Garingging menjadi pahlawan nasional dari FIB USU Medan.

“Terima kasih teristimewa kepada Dr. J. R. Saragih, mantan Bupati Simalungun sekaligus mantan Ketua Umum kami di Partuha Maujana Simalungun (PMS), yang telah berjuang tanpa lelah. Terima kasih juga kepada Ketua Umum DPP PACS (PMS) dr. Sarmedi Purba, tokoh nasional Prof. Bungaran Saragih, dan semua pihak yang telah memberikan dukungan,” kata Marittan, didampingi Desmanjon Purba, Sekretaris DPC PACS (PMS) Bandung Raya.

Desmanjon Purba: “Napoleon dari Sumatera” dengan Strategi Perang yang Cerdas

Desmanjon Purba menambahkan bahwa Tuan Rondahaim Saragih Garingging (wafat 1891) adalah sosok sentral dalam perlawanan rakyat Simalungun terhadap kolonialisme Belanda di Sumatra Utara.

“Beliau bukan hanya seorang raja, tetapi juga seorang pemimpin militer yang cerdas. Belanda menjulukinya ‘Napoleon der Bataks’ karena kemampuannya dalam menyusun strategi pertempuran yang efektif,” jelas Desmanjon Purba.

Desmanjon menjelaskan bahwa julukan “Napoleon” diberikan karena Belanda mengakui kecakapan Rondahaim dalam berperang. Dalam konteks kolonial, julukan ini sering digunakan untuk menggambarkan pemimpin pribumi yang dianggap cerdik namun sulit ditaklukkan, seperti Pangeran Diponegoro yang dikenal sebagai “Napoléon van Java.”

“Strategi perang Tuan Rondahaim memiliki kesamaan dengan Napoleon, terutama dalam hal pertahanan. Beliau sering menyembunyikan pasukannya dan membiarkan musuh masuk lebih dalam ke Dataran Tinggi Sumatera Timur, sebelum melancarkan serangan kejutan,” ungkap Desmanjon.

Tuan Rondahaim juga dikenal karena keberaniannya dalam menghadapi musuh yang memiliki persenjataan lebih modern. Beliau membentuk pasukan khusus “begu borngin” (hantu malam) yang dilatih untuk menyerang musuh di malam hari. Selain itu, beliau juga menjalin aliansi dengan kerajaan-kerajaan tetangga seperti Aceh, Bakkara (Sisingamangaraja XII), Kerajaan Padang Tebing Tinggi, dan Kesultanan Asahan.

“Beliau mampu mempersatukan berbagai etnis untuk melawan penjajah,” tegas Desmanjon Purba Tondang.

Kehebatan strategi perang dan diplomasi Tuan Rondahaim membuat Belanda kewalahan dan akhirnya memutuskan untuk menghentikan upaya perluasan wilayah jajahannya ke Simalungun. Tuan Rondahaim Saragih Garingging wafat pada tahun 1891, bukan karena kalah perang, melainkan karena usia lanjut.

“Gelar pahlawan nasional ini adalah bukti bahwa Tuan Rondahaim Saragih adalah pejuang sejati yang memiliki integritas moral, keteladanan, dan berjasa besar bagi bangsa dan negara. Semangatnya untuk tidak dijajah harus terus kita kobarkan,” kata Desmanjon dengan penuh semangat.

Perjuangan Panjang Sejak 2013 Akhirnya Terwujud

Pengusulan Tuan Rondahaim Saragih sebagai Pahlawan Nasional telah dilakukan sejak tahun 2013, diawali dengan Seminar Nasional Sejarah Kepahlawanan Tuan Rodahaim Saragih Garingging Menentang Kolonialisme Belanda di Universitas Efarina Etaham, Pematang Raya, Kab. Simalungun, pada 1 Februari 2013.

Setelah seminar tersebut, Prof. Dr. Erika Saragih, M.S., selaku Koordinator Umum Panitia Pengusulan Tuan Rondahaim Saragih sebagai Pahlawan Nasional, mengirimkan surat kepada Gubernur Sumatera Utara pada 20 Maret 2013. Upaya ini terus dilakukan saat J.R Saragih menjabat sebagai Bupati Simalungun periode 2010-2015.

Pada periode kedua kepemimpinannya (2016-2021), J. R. Saragih kembali menindaklanjuti usulan tersebut dengan menggandeng FIB USU. Panitia Pengusulan Pahlawan Nasional Tuan Ronahaim Saragih kemudian melengkapi persyaratan yang dibutuhkan dan mengirimkannya ke Kemensos. Usulan ini terus diajukan setiap tahun hingga akhirnya pada tahun 2025, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Tuan Rondahaim Saragih resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

“Upaya J.R. Saragih yang terus memberikan semangat, dukungan administrasi, dan menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan,” pungkas Desmanjon.

DP/Romo Kefas

Tinggalkan Balasan