(Suatu panduan praktis pola asuh keluarga Kristendizaman milenial)
Oleh: Obden Sumero Odoh S.Th., M.Pd.K
(Pelitakota.Id)
A. Latar Belakang Masalah
Belakangan ini banyak kasus yang terjadi berkaitan dengan anak seperti anak membunuh orangtua, anak memenjarakan orangtua dan terjadi tawuran sesama anak pelajar. Salah satu factor penyebabnyaadalah rendahnya kualitas pola asuh anak dalam keluarga. Pada hal mengasuh anak merupakan tanggung jawab utama orang tua.Pola asuh terdiri dari beberapa macam yaitu pola asuh otoriter, permisif dan demokratis. Pola asuh demokratis merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh orang tua ataupun pendidik dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.Dari tiga pola asuh secara umum diatas saya menawarkan panduan praktis pola asuh keluarga Kristen dizaman milenial ini.Pola asuh keluarga Kristen adalah Teokrasi, artinya pemerintahan oleh wakil Tuhan, Tuhan yang menjadi pusat.Dalam pola asuh Teokrasi semua berpedoman pada alkitabdan dilakukan secara demokrasi. Anak-anak adalah bagian dalam keluarga inti selain ayah dan ibu, ini merupakanperwujudan dari gambaranAllah Tritunggal yaitu: Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Dalam pola asuh alkitabiah tersebut, mengasuh anak sangat memperhatikan semua aspek yaituroh, jiwa, dan tubuh termasuk juga aspek perkembangan zaman di era digital.Buku Developing a 21st Century Mind, penulis Marsha Sinetar menjelaskan kualitas “adaptasi kreatif” diperlukan manusia untuk pertumbuhan pribadi, pengayaan, bisnis, karier, hingga keayahbundaan dan kehidupan keluarga
B.Fakta Data Di Lapangan
Data komisi perlindungan anak Indonesia (KPAI) menyebutkan penyebab tingginya angka kekerasan anak adalah minimnya pengasuhaan orang tua yang berkualitas.Survei “Pemenuhan Hak Pengasuhan Anak” tahun 2015 yang melibatkan 800 responden:
- Sebanyak 27,9% ayah dan 36,6% ibu yang mencari infomasi pengetahuan berkualitas sebelum menikah. Artinya persiapan dari sisi pengetahuan orang tua masih rendah dari ideal.
- Sebanyak 66,4% ayah dan 71% ibu meniru pengasuhan yang dilakukan kedua orang tua mereka dahulu
- Sebanyak 47,1% ayah dan 40,6% ibu yang melakukan komunikasi dengan anak selama satu jam sehari. KPAI menilai sedikitnya komunikasi berdampak pada kualitas pengasuhan itu sendiri
- Sekitar 2,8% ibu yang menyatakan tidak memberikan waktu bermain bagi anaknya padahal dunia anak adalah dunia bermain
C. Kajian Teori
Kata pola memiliki arti corak, model, sistem, bentuk, cara kerja dan struktur, sedangkan kata asuh memiliki arti menjaga, merawat, mendidik dan membimbing. Jadi pola asuh adalah sistem, cara kerja atau bentuk dalam upaya menjaga, merawat, mendidik, dan membimbing anak kecil supaya dapat berdiri sendiri.
- Jenis-jenis Pola Asuh
- Pola Asuh Otoriter.
Pola asuh otoriter adalah pola asuh bersifat kaku dan pemaksaan.Di mana orang tua menerapkan seperangkat peraturan kepada anaknya secara ketat dan sepihak, cenderung menggunakan pendekatan yang bersifat diktator, menonjolkan wibawa, menghendaki ketaatan mutlak.Anak harus tunduk dan patuh terhadap kemauan orang tua.Apapun yang dilakukan oleh anak ditentukan oleh orang tua. Anak tidak mempunyai pilihan dalam melakukan kegiatan yang ia inginkan, karena semua sudah ditentukan oleh orang tua. Akibatnya anak penakut, pendiam, tertutup, mereka tidak mampu mengendalikan diri, tidak bisa mandiri, kurang kreatif, kurang dewasa dalam perkembangan moral.
Contoh dalam Alkitab Yakub dalam asuhan Ribka.Ribka memaksakan kehendaknya pada Yakub. (Kej 27: perhatikan pada ayat 8,13,15) Yakub bertumbuh menjadi pribadi hanya dalam 1 dimensi kecerdasan saja yaitu di nature smart saja tidak seperti tokoh-tokoh Alkitab lainnya yang memiliki dimensi kecerdasan yang lebih variasi.
D. Pola Asuh Permisif.
Pola asuh permisif adalah pola asuh yang bersifat pembiaran, tanpa pengawasan, tidak ada teguran.Orang tua cenderung memberikan banyak kebebasan kepada anaknya dan kurang memberikan kontrol.Orangtua bersikap damai dan selalu menyerah pada anak, untuk menghindari konfrontasi.Orang tua kurang memberikan bimbingan dan arahan kepada anak. Anak dibiarkan berbuat sesuka hatinya untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Orang tua tidak mau terlibat dan tidak peduli kepada kehidupan anaknya. Walaupun tinggal di satu rumah yang sama, bisa jadi orang tua tidak begitu tahu perkembangan anaknya.Akibatnya anak manja, tidak patuh, mempunyai harga diri yang rendah, tidak punya kontrol diri yang baik, kemampuan sosialnya buruk. Contoh dalam Alkitab:
- Hofni dan Pinehas dalam didikan Eli karena dia lebih menghormati anak-anaknya daripada Tuhan (I Sam 2: 29). Setiap kali didengar bahwa anak-anaknya tidur dengan perempuan-perempuan pelayan di depan pintu kemah pertemuan, Eli tidak menindak mereka secara tegas sesuai dengan hukum taurat. Eli hanya menasihati mereka seperti seorang balita. Padahal, menurut taurat, semestinya Eli membawa mereka ke depan tua-tua Israel dan mengadukan segala kejahatan mereka, lalu melontari mereka dengan batu ( Ulangan 21: 18-21).
- Daud dalamKis 13: 36Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya.Kata ‘melakukan kehendak Allah’artinya: serve, minister unto (melayani/melakukan kehendak, telah bekerja) Ayat ini bukan berbicara mengenai keluarga, bagaimana Daud menjadi seorang kepala keluarga, melainkan hanya pada lingkup pelayanan dan pekerjaannya. Sebagai seorang ayah, Daud memiliki kekurangan dalam pola asuhnya kepada anak-anaknya.Pada 2 Samuel 13:21 :Ketika segala perkara itu di dengar Raja Daud sangat maralah ia.Terjadi perkosaan oleh Amnon terhadap Tamar, tetapi Daud dikatakan hanya ‘sangat marahlah ia’.Tidak ada perlakuan Daud menghibur Tamar, anak perempuannya itu, ataupun memberi sangsi kepada Amnon, ataupun upaya untuk mendamaikan Absalom dan Amnon. Seharusnyalah Amnon dihukum mati menurut Ulangan 22: 22-30. Peristiwa inilah yang menyebabkan Absalom benci kepada Amnon dan kemudian membunuh Amnon, melarikan diri ke Gesur, dan setelah kembali ke istana, tidak mengalami rekonsiliasi yang baik dengan Daud dan pada puncaknya melakukan kudeta terhadap pemerintahan ayahnya sendiri.
- Pada Ayub 39: 16-20, dituliskan burung unta meninggalkan anaknya tidak ada komunikasi orang tua dan anak, telur burung unta bisa saja terinjak-injak; Ilustrasi ini seperti membiarkan anak-anaknya diinjak-injak oleh nilai dunia, dibuly, jatuh dalam pelecehan sexual. Perhatikan ada kata ‘ ia memperlakukan anak-anaknya dengan keras’ Di sini ternyata kekerasan pada anak, bisa berupa pembiaran.
E. Pola Asuh Demokratis.
Pola asuh Demokratis adalah pola asuh mengutamakan kepentingan anak, dan mengaturnya dengan baik.Orang tua memberi kebebasan yang disertai bimbingan kepada anak. Orang tua memberi masukan dan arahan terhadap apa yang dilakukan oleh anak. Orang tua bersifat obyektif, perhatian dan kontrol terhadap perilaku anak.Dalam banyak hal orang tua sering berdialog dan berembuk dengan anak tentang berbagai keputusan.Menjawab pertanyaan anak dengan bijak dan terbuka.Orangtua cenderung menganggap sederajat hak dan kewajiban anak dibanding dirinnya.
Musyawarah sebagai pilar dalam memecahkan berbagai persoalan anak, mendukung dengan penuh kesadaran, dan berkomunikasi dengan baik.Orang tua biasanya bersikap hangat, dan penuh welas asih kepada anak, bisa menerima alasan dari semua tindakan anak, mendukung tindakan anak yang konstruktif. Anak yang terbiasa dengan pola asuh demokrasi akan membawa dampak menguntungkan. Di antaranya anak akan merasa bahagia, mempunyai kontrol diri dan rasa percaya dirinya terpupuk, bisa mengatasi stres, punya keinginan untuk berprestasi dan bisa berkomunikasi, baik dengan teman-teman dan orang dewasa. Anak lebih kreatif, komunikasi lancar, tidak rendah diri, dan berjiwa besar.
- Pola Asuh Keluarga Kristen
Pola asuh keluarga Kristen adalah pola asuh Teokrasi, artinya pemerintahan oleh wakil Tuhan, Tuhan yang menjadi pusat.Dalam pola asuh Teokrasi semua berpedoman pada alkitab.Seperti tertulis dalam 2 Timotius 3:16 Segala tulisan yang diilhamkan oleh Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.Dalam konteks pola asuh keluarga Kristen alkitabmenjadi pedoman karena alkitab adalah pelita seperti ada tertulis dalam Mazmur 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.Ketika menjalankan pola asuh Kristen dasarnya adalah kasih Allah, dalam setiap hubungan yang dibangun mempertimbangkan semua aspek roh, jiwa dan tubuh sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak.Berikut contoh pola asuh keluarga Kristen dalam alkitab.
- Contoh pertama, kisah Mordekhai dan Ester pada Ester 2:20 dikisahkan Ester dalam didikan Mordekai mendapatkan nasehat larangan dari Mordekai supaya tidak memberitahukan kebangsaan dan asal-usulnya. Dan Ester taat sehingga dia menjalankan larangan ini.Dalam kitab Ester pasal 4:16 pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayang kupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sunggupun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati,biarlah aku mati.Ayat ini menjelaskan konsep pola asuh Teokrasi yaitu keputusan Ester lahir dari perjumpaan Ester dengan Allah melalui doa dan puasa selama tiga hari yang dilakukan bersama Mordekhai dan bangsa Israel. Ester mengambil keputusan sendiri setelah Mordekai memperhadapkan Ester pada pertimbangan dan arahan yang dia berikan dan ini menghasilkan pribadi Ester yang taat pada semua protokoler istana, tekun berdoa dan puasa, berani demi keselamatan bangsanya.
- Contoh kedua pada keluarga Rajawalidalam Ulangan 32: 11 Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang diatas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya diatas kepaknya.Menampung seekor; ini berbicara mengenai kasih yang tidak bersyarat dalam pola asuh Teokrasi, orang tua harus memiliki kasih yang tanpa syarat.Menggoyangbangkitkan artinya setiap orang tua harus membangunkan anak-anaknya secara rohani, orang tua harus menyadari bahwa anak-anak milik pusaka Allah, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, merekamemiliki karakter Allah, talenta untuk dikembangkan, serta masa depan yang penuh harapan.
- Contoh ketiga dalamkitab Ulangan 6: 4-7.menjelaskanada lima hal penting yang orang tua harus pahami dalam pola asuh Teokrasi yaitu:
- Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” ,artinya anak-anak harus mengalamikelahiran baru atau pertobatan.
- Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu, artinya ada hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak.
- Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkauperhatikan,artinya adaprinsip keteladanan dari orang tua kepada anak-anak dalam hidup sehari-hari.
- Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu,artinya orang tua perlu terus menerus atau konsistensi dalam mengajar anak-anak sampai mereka bisa.
- Dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun, artinya jangan membiarkan waktu berlalu karena setiap kesempatan adalah emas yang berharga.
F. Penutup.
Pola asuh Teokrasi adalah jawaban bagi generasi milenial ini, dimana orang tua adalah wakil Tuhan dibumi, keluarga adalah lembaga pertama yang dimulai Tuhan,orang tua adalah pendidik utama yang bertanggung jawab memperkenalkan Tuhan kepada anak-anak sejak dini. Dalam pola asuh Teokrasi orang tua berpedoman pada alkitab, dan dibutuhkan sikap lemah lembut, pembelajar, adaptasi dan kreatif.Artinya orang tua yang terus mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman teknologi dan informasi,akan membuat setiap keluarga tersebut mampu beradaptasi dan semakin kreatif dalam mengasuh anak di rumah. Pola asuh yang perlu dikembangkan dalam keluarga Kristen adalah pola asuh Teokrasi yang bepegang pada prinsip dan nilai Alkitabiah.Setiap orang tua harus memiliki kualitas, mengerti tugas dan fungsi utamanya. Berikut tugas dan fungsi orang tua:
- Tugas dan fungsi ayah.Seorang ayah adalah kepala keluarga artinya: sebagai sumber, dari kepala turun berkat rohani, jiwani dan jasmani kepadaistri dan anak-anak. Ayah sebagai Imam. Artinya berdiri dihadapan Tuhan membawa semua anggota keluarga mengenal Tuhan. Ayah sebagai Nabi. Artinya menyampaikan pesan Tuhan kepada anggota keluarga. Ayah Sebagai Raja. Artinya melaksanakan perintah dari Tuhan dengan otoritas ilahi.
- Tugas dan fungsi ibu.Seorang ibu adalahpewaris kasih karunia Allah, tiang penopang keluarga, yang memiliki karakter ilahi, seperti tertulis dalam Amsal 31:10-31
(Pelitakota.Id)
Daftar Pustaka
____Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia , Jakarta, cetakan tahun 2012
____Bobbi De Porter, Quantum Learning; Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan, (Bandung, Mizan Pustaka), hlm. 296
____Rachmat Manullang, Pendidikan Kerajaan Allah, Kalam Hidup, Bandung 2016
____Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,pola asuh , Jakarta, Balai Pustaka. 2002
____Obden Odoh,Tesis, STT REM Jakarta, 2017