Matius 26:11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.
Orang Miskin adalah individu yang hidup dalam kondisi kekurangan, baik dari segi pendapatan maupun akses terhadap kebutuhan dasar. Di Indonesia, definisi kemiskinan diukur berdasarkan pengeluaran dan pendapatan.
Kriteria Kemiskinan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), seseorang dianggap miskin jika pengeluarannya kurang dari Rp535.547 per bulan, yang setara dengan sekitar $3,16 per hari. Kriteria ini mencakup berbagai aspek, seperti luas tempat tinggal, jenis lantai, dan akses terhadap layanan dasar.
Orang Miskin Menurut dari Pandangan Kristen
Dalam Alkitab orang miskin tidak hanya berkaitan dengan kekurangan materi, tetapi juga mencakup keadaan spiritual dan emosional.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang bagaimana orang miskin dipahami dalam konteks Kristen:
1, Miskin Secara Materi
Orang miskin sering disebut sebagai mereka yang hidup dalam kekurangan dan tidak memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar. Yesus sering berbicara tentang perhatian terhadap orang miskin dan mengajak pengikut-Nya untuk membantu mereka.
2, Miskin Secara Rohani
Dalam Matius 5:3, terdapat pernyataan “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena mereka lah yang punya Kerajaan Surga.” Ini menunjukkan bahwa orang yang mengakui keterbatasan mereka dan bergantung pada Tuhan dianggap “miskin secara rohani.” Mereka yang rendah hati dan menyadari kebutuhan spiritual mereka akan mendapatkan berkat dari Tuhan.
3, Tanggung Jawab Sosial Kita
Alkitab menekankan pentingnya memberikan perhatian kepada orang miskin. Dalam Matius 25:40, Yesus mengatakan, “Apa yang kamu lakukan untuk salah satu dari yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku.” Hal Ini mengindikasikan bahwa tindakan kasih dan kepedulian terhadap orang miskin dianggap sebagai pelayanan kepada Tuhan. Pas sekali. Yes..yes..yes.
Kesimpulan Awal
Orang miskin adalah orang yang senantiasa mencari, mencari karena ingin Memenuhi kebutuhannya. Jadi, sekalipun Orang tersebut punya Harta melimpah, tetapi terus mencari, dan mencari tanpa pernah berkata cukup dan tidak mampu (mau) memberi, bukankah itu prinsip orang miskin? Namun sekalipun berkekurangan, tetapi bisa berkata cukup dan bahkan mampu (mau) memberi dari kekurangannya itu, bukankah sejatinya ini yang disebut dengan Orang Kaya? Jadi: Anda Sudah Kaya atau Masih Miskin?
Dalam pandangan Kristen, orang miskin tidak hanya dilihat dari segi materi, tetapi juga dari sudut pandang spiritual dan emosional.
Oleh sebab itu, Kasih, Kepedulian, dan Tanggung jawab sosial adalah nilai-nilai yang ditekankan Yesus untuk mendukung dan memperhatikan mereka yang dalam keadaan Miskin tersebut. Maka kata Yesus: Tolong Saja: Aku tidak akan selalu ada pada kamu.”
Pada peristiwa Yesus diurapi Maria dengan Minyak Narwastu yang sangat mahal. Melihat hal itu, Yudas yang adalah Bendahara bereaksi manis bak Kelinci : “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Yoh 12: 5. Sekilas Respon Yudas ini berkwalitas Sosial dan Humanis sekali, barangkali karena Yudas seorang Rasul bahkan “ordal” Yesus ya.
Tetapi Benarkah Yudas mengatakan hal itu didorong oleh Belas-kasihan pada orang miskin? Hemm tentu tidak, ayat selanjutnya menjadi Jawabannya: Yohanes 12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Ini parah banget. Ternyata ini tepu-tepu kelas tinggi ya? Bak Kata orang Medan; MUNAFIK= Muka Nabi pikiran Kotor.
Sepertinya Yudas mewakili kebiasaan banyak orang Kristen. Gitu ya? Coba kita simak!
Benarkah Yudas Perduli orang miskin ketika menyatakan itu pada Yesus? Jelas Tidak. Ucapan Yudas tersebut kita bandingkan ke beberapa Analogi berikut Ini:
1, Benarkah Kita mendoakan orang ketika kita berkata: “Kami ikut mendoakan? Adakah kita memberi waktu menyebut nama mereka dalam doa saudara?
2, Benarkah kita ikut menolong seseorang ketika kita berkata: “Turut prihatin atas masalah anda,” Prihatin itu apa ya? Kata-kata sajakah?
3, Benarkah kita pelaku damai ketika kita berkata, Ampunilah! Padahal, kita pendendam habis.
4, Benarkah kita ngerti Arti Doa, ketika kenyataan tidak seperti yang kita minta dalam doakan dan kita kecewa?
Yudas cuma Ngomong doang alias “NATO”.
Jika mau tolong orang miskin, tolong saja, sebab ketika kita ada di situasi atau di tempat tertentu, itu adalah Makna hadirnya Tuhan dalam kemiskinan dan kebutuhan dan kita dikirim Tuhan ke situ, itu bukan suatu kebetulan.
Saudaraku, Kemiskinan juga tercermin lewat defisitnya Integritas, Merosotnya moral dan kejujuran serta minimnya keteladanan. Sejatinyalah orang yang berkata damai, haruslah pembawa damai. Sejatinya orang yang berkata Kejujuran adalah Pelaku Kebenaran, jika tidak, Ahkk kita sama dengan si Yudas, Si Pencuri yaitu Pencuri Pujian, tetapi Merosot sampai NOL di hadapan Tuhan. Amen
Pdt Ezra Simorangkir