JAKARTA, 17 Des 2025 – Di saat seluruh negeri bersiap merayakan kelahiran Yesus Kristus sebagai Sang Raja Damai pada 25 Desember 2025, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengangkat suara penuh keprihatinan terhadap kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk di Papua. Konflik bersenjata dan operasi keamanan yang berkepanjangan telah menelan korban jiwa dari masyarakat sipil dan aparat, serta melumpuhkan lebih dari 100 ribu orang menjadi pengungsi.
Data dari Dewan Gereja Papua menunjukkan, banyak pengungsi berada di wilayah terpencil yang sulit dijangkau, dengan akses ke pangan, layanan kesehatan, dan pendampingan pastoral yang sangat terbatas. Tanpa jaminan keamanan, upaya bantuan kemanusiaan tidak bisa berjalan optimal dan berkelanjutan, termasuk saat perayaan Natal yang akan tiba.
“Penyelesaian masalah Papua memang kompleks, butuh waktu dan dialog jujur. Tapi, perlindungan nilai kemanusiaan dan keselamatan warga sipil harus jadi prioritas yang tidak bisa ditunda – terutama mulai dari 25 Desember 2025 hingga akhir tahun 2025,” ujar PGI dalam siaran pers yang ditandatangani narasumber, dirilis pada 16 Desember 2025¹.
Dalam terang perayaan Natal, PGI resmi mengusulkan penerapan koridor kemanusiaan sepanjang masa Natal mulai dari 25 Desember 2025 hingga akhir tahun 2025. Selain itu, PGI juga mengajukan sikap-sikap penting, antara lain:
– Mendorong semua pihak berhenti segala bentuk kekerasan dan tidak memperparah penderitaan sipil selama periode koridor tersebut.
– Menegaskan perlindungan terhadap pengungsi, terutama perempuan, anak-anak, lansia, dan kelompok rentan dengan cara yang aman, bermartabat, dan adil mulai dari hari Natal.
– Mendesak pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memastikan bantuan kemanusiaan – termasuk pangan, kesehatan, serta pendampingan psikososial dan pastoral – menjangkau semua pengungsi tanpa diskriminasi selama 25 Desember hingga akhir 2025.
– Mengajak seluruh gereja untuk mendoakan saudara-saudara yang terkena dampak konflik di Papua dalam perayaan Natal pada 25 Desember 2025.
PGI berharap, melalui koridor kemanusiaan yang berlangsung dari 25 Desember hingga akhir tahun 2025, pengungsi di Papua bisa merayakan Natal dalam suasana yang lebih aman dan manusiawi, serta merasakan damai sejahtera seperti yang tercantum dalam firman Tuhan: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:14).
Siaran pers ini diungkapkan pada 16 Desember 2025 sebagai wujud panggilan iman dan tanggung jawab moral gereja untuk berdiri bersama mereka yang menderita saat perayaan Natal tiba.
Note
¹ Narasumber yang menandatangani siaran pers adalah Pdt. Jacklevyn F. Manuputty (Ketua Umum PGI) dan Pdt. Darwin Darmawan (Sekretaris Umum PGI).


