Muda Miskin VS Raja Bodoh

Spread the love

Pengkhotbah 4:13 Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi.

Pelitakota.id – Penulis Kitab ini tentunya seorang yang Penuh Hikmat Siapakah dia? Dari Pengkhotbah 1:1 kita bisa ketahui yaitu: Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. Dia adalah Raja Salomo.

Perhatiannya akan hidup dan kehidupan manusia, dengan menitik-beratkan pada Apakah seseorang itu hidup penuh hikmat atau tidak. Usia tidak menjadi penghalang untuk punya hikmat. Kedudukan Sosial; kaya dan miskin, Gembel dan Raja, juga tidak menandakan seseorang punya hikmat atau tidak.

Sekali lagi: Bagi Penulis Kitab ini, Hidup Harus Punya hikmat, jika tidak, hidup itu Sia-Sia. (Pengkhotbah 1:2 Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia).

Dari ayat renungan di atas, ada dua keadaan orang yaitu; Usia muda, Miskin pula tetapi Punya Hikmat. Artinya dalam pandangan Pengkotbah: Kemudaan tidak menjadi ukuran menjadikan seseorang tidak punya hikmat. Coba kita lihat Jean Calude Duvalier Presiden Haiti, berusia 19 tahun, Atau Theodore Roosevelt, berusia 42 tahun. Usia keduanya relative sangat muda di bandingkan usia yang lainnya yang berada pada posisi sebagai Presiden. Juga ditekankan dalam 1 Timotius 4:12 Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Berikutnya, Dunia ini punya cap bagi orang Miskin. Orang Miskin tidak perlu didengarkan, kata dunia ini. Benarkah seperti itu? Jack Ma, orang Terkaya China berkata: “Ketika kamu miskin, belum sukses, semua kata-kata bijakmu terdengar seperti kentut. Tapi ketika kamu kaya dan sukses, kentutmu terdengar sangat bijak dan menispirasi.”

Benarkah dunia ini menilai seperti itu? Ya…banyak orang berpandangan demikian. Maka oleh karenanya: Orang-Orang BERLOMBA MENJADI KAYA, karena melalui kekayaan, dianggapnya statusnya menjadi lebih baik, lebih didengarkan. Lebih terhormat. Miris bukan? Tetapi Dunia Gereja, juga tidak kebal dengan cap yang demikian. Miris sekali.

Namun, Pengkotbah melihat sisi yang lainnya: Sekalipun Raja yang Tua, artinya SUDAH SUKSES (BERKUASA) LAGI PULA KAYA, tetapi jika dia tidak punya HIKMAT (= tidak mau menerima Peringatan/masukan seperti Raja Saul), Maka RAJA itu Raja yang tidak BERGUNA alias tidak PERLU DIDENGARKAN, karena Perkataannya tidak punya HIKMAT, hanya berdasarkan Kuasa Saja. Ingat: HIKMAT ITU BERASAL DARI TUHAN. Jika Raja itu Tak Punya Hikmat, maka Raja itu adalah RAJA BODOH, orang yang tidak mau mendengarkan Tuhan. Jika Tuhan saja tidak mau dia dengarkan, apakah dia mau mendengarkan Peringatan dari Manusia? Hemmm, tentu tidak.

Jadi, Muda Miskin punya hikmat, itu OK Punya. Punya kuasa dan kaya, tetapi tidak Punya Hikmat adalah BODOH.

Pdt Ezra Simorangkir

Tinggalkan Balasan