“Merdeka Itu Tidak Saling Menggigit”

Spread the love

 

Galatia 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.

Merdeka 80 Tahun

Setiap kali Memperingati Hari Kemerdekaan, maka kata-kata Bung Karno; “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”, kembali muncrat di otak. Mengapa tidak? Bukankah hal itu saat ini sudah dan sedang menjadi kenyataan? Mari Jujur ajalah, ntar hidung bisa memanjang kalau boong loh.

Pekik Jong Celebes, Jong Sumatera, Jong Ambon sebelum Sumpah Pemuda 1928, menggambarkan Kesatuan dari kepelbagaian anak-anak muda yang ada di Celebes, Sumatera dan Ambon. Mereka berjuang dari kebersamaan, berjuang dari Keprihatinan yang sama. Mereka tidak berkata: Jong Islam atau Jong Kristen, Jong Budha, Jong Hindu dll.

Pergerakan anak-anak Muda tidak dikotakan oleh dasar Agama. Namun keyakinan pada Agama dan menjalankan Agama itu, justru tercermin lewat bela negara dalam bingkai keberagaman suku, ras dan agama yang ada di antara mereka. Indah sekali.

Mereka semua menggemakan Yel-Yel yang sama yaitu; MERDEKA. Indah sekali dan heroik.

Kini, dan di sini setelah Indonesia Merdeka 80 tahun, Pengelompokan atas kesatuan atau kesamaan atau Fanatisme yang salah kaprah terhadap Suku, Agama, Partai, Pilihan-Pilihan Politik yang ada dalam konteks bernegara, sangat sering membuat pada akar rumput maupun elit, bergesekan dan akhirnya meruncing. Saling curiga, saling serang. Seakan berkata: Kalau bukan Teman, Pasti lawan. Tepatlah seperti yang ditulis Paulus dalam Galatia 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.

Saudaraku: Orasi Sukarno di atas, adalah Pengingat dan Koreksi pada kita saat ini yang sedang memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke-80.

Saudaraku, kita sebangsa ini bukan musuh, kita bersaudara. Musuh kita adalah Para Koruptor. Merdekakan negri dari prilaku Pemangku yang Inkonsisten. Bebaskan negri dari perilaku Pemangku yang tidak Punya Integritas. Bebaskan Rakyat dari Pemimpin yang tahunya hanya janji manis saat Kampanye namun nyatanya KOSONG alias Jonk, Alias Kosong. Sangat meresahkan.

Akhirnya: Kemerdekaan Indonesia adalah Anugerah yang harus disyukuri. Benar adalah Anugerah Allah semata sebagaimana dituangkan juga dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga menyatakan, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Oleh karena Anugerah Tuhan, maka Tidak ada yang boleh merasa paling berjasa dan Paling merasa berhak menguasai apa pun itu di bangsa ini. Isilah kemerdekaan ini, Paling tidak dengan perilaku saling menghormati dan saling menghargai sesama anak bangsa. Amen

Tinggalkan Balasan