Pelitakota.id | Suara Kebenaran Injil Hari Ini | 2 Raja-raja 15:3-4, “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. Namun demikian, bukit-bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan. Bangsa itu masih mempersem-bahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu.”
*MENUNTASKAN HIDUP OLEH KARENA KASIHNYA*
Raja-raja yang memimpin Yehuda pada periode ini relatif lebih baik daripada raja-raja Israel. Azarya (2 Raja-raja 15:1-7) dan Yotam, keduanya menjauhkan diri baik dari penyembahan berhala maupun dari beribadah kepada dewa-dewi bangsa kafir (2 Raja-raja 15:34).
Sayangnya, kesungguhan mereka mengi-kut Tuhan tidak cukup tuntas. Sama seperti Azarya (2 Raja-raja 15:4), Yotam masih membiarkan rakyat memberikan persem-bahan kurban di bukit-bukit pengurbanan (2 Raja-raja 15:35) mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa kafir dan perbuatan keliru Israel. Padahal ada Bait Allah yang telah ditetapkan Tuhan untuk digunakan sebagai tempat beribadah kepada-Nya.
Akibat ketidaktuntasan dalam mengikut Tuhan ialah mulai masa Yotam Tuhan mengizinkan Aram dan Israel meng-ganggu Yehuda (2 Raja-raja 15:37).
Mengikut Tuhan harus sepenuh hati dan tuntas. Jangan biarkan kebiasaan hidup nonkristen bercampur dengan ibadah kudus. Kompromi seperti itu berdampak jangka pendek menggerogoti kesetiaan dan iman kita, sedangkan dampak jangka panjang adalah hidup kita semakin mirip dunia.
Saudaraku, George Santayana (seorang penulis berkebangsaan Spanyol, kelahir-an 16 Desember 1863, mengatakan; ‘seseorang yang tidak mau belajar dari sejarah akan terhukum untuk mengu-langinya’.
Kebenaran dari perkataan ini terbukti dalam pemerintahan Yotam yang tidak belajar dari masa lalunya dari ayahnya, Azarya. Mengikut Tuhan harus sepenuh hati dan tuntas. Jangan biarkan kebiasaan nonkristen bercampur dengan ibadah kudus. Haleluyah, Amen. Pst.harts