Mengenal Makna Mendalam di Balik Salib: Sebuah Refleksi untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Spread the love

Pelita Kota Salib telah menjadi simbol keagamaan yang sangat penting bagi umat Kristen di seluruh dunia. Namun, apakah kita pernah berhenti sejenak untuk memahami makna yang lebih dalam di balik simbol ini? Salib bukan hanya sekadar lambang keagamaan, tetapi juga merupakan pengingat akan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus yang luar biasa bagi umat manusia.

Dalam perjalanan spiritual kita, seringkali kita dihadapkan pada berbagai tantangan dan kesulitan yang membuat kita merasa lelah dan putus asa. Namun, salib mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus telah melewati jalan yang sama dan telah menunjukkan contoh bagaimana kita harus menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut dengan iman dan ketabahan.

Empat Aspek Berdamai yang Dapat Kita Pelajari dari Salib

  1. Berdamai dengan Diri Sendiri: Menerima diri sendiri apa adanya dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Ini berarti kita harus belajar untuk mengampuni diri sendiri dan tidak terlalu keras pada diri sendiri ketika melakukan kesalahan. Seperti yang tertulis dalam Mazmur 103:12, “Sejauh timur dari barat, demikianlah Ia menjauhkan dari kita pelanggaran kita.” Dan juga seperti peribahasa Jawa “aja gumunan, aja getunan, aja kagetan” yang artinya jangan heran, jangan menyesal, jangan kaget.
  2. Berdamai dengan Sesama: Menjaga hubungan baik dengan orang lain, memaafkan, dan memahami perbedaan. Salib mengajarkan kita tentang pentingnya kasih sayang dan pengampunan dalam hubungan kita dengan orang lain. Seperti yang tertulis dalam Matius 6:14-15, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Dan juga seperti peribahasa Jawa “mumpung isih enom kudu gelem sinau” yang artinya selagi masih muda harus mau belajar.
  3. Berdamai dengan Lingkungan: Menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga ciptaan-Nya dan hidup secara berkelanjutan. Seperti yang tertulis dalam Kejadian 2:15, “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” Dan juga seperti peribahasa Jawa “sangkan paraning dumadi” yang artinya asal usul kejadian manusia.
  4. Menjaga Relasi Hubungan dengan Tuhan: Mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa, refleksi, dan tindakan kasih. Salib mengingatkan kita tentang pentingnya memiliki hubungan yang kuat dengan Tuhan dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya. Seperti yang tertulis dalam Yohanes 15:4, “Tetaplah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” Dan juga seperti peribahasa Jawa “manunggaling kawulo gusti” yang artinya bersatunya hamba dengan Tuhan.

Dengan memahami makna salib, kita dapat:

  1. Menjaga Sikap : Mengontrol emosi dan perilaku kita sehari-hari. Salib mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki sikap yang positif dan penuh kasih. Seperti yang tertulis dalam Filipi 4:8, “Sebab itu, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Dan juga seperti peribahasa Jawa “alon-alon waton kelakon” yang artinya pelan-pelan asalkan bisa terlaksana.
  2. Menjaga Lisan: Berbicara dengan bijak dan penuh kasih. Kita harus berhati-hati dalam berbicara dan memastikan bahwa kata-kata kita tidak menyakiti orang lain. Seperti yang tertulis dalam Yakobus 1:26, “Jika ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” Dan juga seperti peribahasa Jawa “aja mung nang ngisor” yang artinya jangan hanya memikirkan diri sendiri.
  3. Menjaga Silaturahim : Mempertahankan hubungan baik dengan keluarga dan teman. Salib mengingatkan kita tentang pentingnya memiliki hubungan yang harmonis dengan orang lain. Seperti yang tertulis dalam Efesus 4:32, “Tetapi hendaklah kamu ramah terhadap seorang akan yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni sebagaimana Allah didalam Kristus telah mengampuni kamu
  4. Menjaga Adab : Menghormati dan memahami norma sosial. Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita harus hidup dengan penuh integritas dan menghormati orang lain. Seperti yang tertulis dalam 1 Petrus 2:17, “Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!” Dan juga seperti peribahasa Jawa “ngaji marang dhiri pribadi” yang artinya introspeksi diri.

Dengan memahami makna salib dan merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan penuh kasih. Salib mengingatkan kita tentang pentingnya memiliki hubungan yang kuat dengan Tuhan dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya.

Salib bukan hanya sekadar simbol keagamaan, tetapi juga merupakan pengingat akan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus yang luar biasa bagi umat manusia. Dengan memahami makna salib dan merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan penuh kasih. Seperti peribahasa Jawa “witing tresno jalaran soko kulino” yang artinya cinta kasih tumbuh dari kebiasaan.

4 Hal yang Dapat Kita Pelajari dari Salib

  1. Berdamai dengan Diri Sendiri
  2. Berdamai dengan Sesama
  3. Berdamai dengan Lingkungan
  4. Menjaga Relasi Hubungan dengan Tuhan

Dengan memahami dan mengamalkan 4 hal tersebut, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan penuh kasih. Seperti peribahasa Jawa “witing tresno jalaran soko kulino” yang artinya cinta kasih tumbuh dari kebiasaan.

Oleh Kefas Hervin Devananda [Romo Kefas]

Tinggalkan Balasan