Palangka Raya, Pelitakota.id – Sekelompok remaja putri tampak sedang fokus-fokusnya mengarahkan bilah/panapak (dari bambu), dengan sasaran sebuah logo yang terbuat dari tempurung kelapa berbentuk daun hati, dengan berdiameter ukuran tangan orang dewasa.
Balogo begitulah permainan yang terlihat dilakukan para remaja putri usia pelajar tersebut, pada pelaksanaan even akbar Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yakni Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2024.
Titik S Diwung, salah seorang penanggungjawab lomba balogo FBIM 2024 mengatakan pada FBIM kali ini balogo dilombakan selain untuk perwakilan kontingen FBIM kabupaten/kota, juga ada untuk kategori pelajar khusus di Palangka Raya.
“Melibatkan para pelajar dalam lomba balogo ini, sebagai salah satu upaya mewariskan dan melestarikan permainan yang bernilai kearifan lokal,” kata Titik, saat dibincangi disela-sela memantau lomba balogo FBIM 2024 tingkat pelajar, di halaman GOR Indoor Serbaguna Palangka Raya, Selasa (21/5/2024).
Dikatakannya, bagi masyarakat di Pulau Kalimantan pada umumnya dan Kalteng pada khususnya, maka permainan tradisional balogo tentu tidak asing lagi. Mulai dari anak-anak usia sekolah hingga tingkat dewasa, maupun orang tua akan mengenal permainan ini.
“Bagi orang luar, seperti turis mancanegara pasti asing melihat permainan langka ini. Ya, ini salah satu kearifan lokal kita di Kalimantan, termasuk di Kalteng,” jelasnya.
Tak dipungkiri imbuhnya, permainan balogo memang jarang dilihat di perkotaan, terutama yang dimainkan anak-anak. Sebab sudah hampir tergerus permainan modern. Terlebih di era serba online saat ini.
Permainan tradisonal ini baru bisa disaksikan pada momen-momen tertentu saja. Seperti halnya pada even FBIM ataupun kegiatan seni budaya yang di dalam rangkaian acaranya memuat kegiatan olahraga tradisonal.
Maka dari itu, upaya menempatkan permainan tradisonal pada setiap pelaksaan FBIM ini penting dilakukan, mengingat masih banyaknya permainan maupun olahraga tradisional khas Kalteng seperti mangaruhi, maneweng, sepak sawut, serta lainnya yang terus dilestarikan agar tidak tergerus zaman.
“Kita harus bangga, sebab permainan ataupun olahraga khas Kalteng yang bernilai kearifan lokal sangat beragam kita miliki. Tinggal bagaimana mewariskan dan melestarikan menjadi tanggung jawab bersama,” tambahnya. (Raya)