Mengembangkan Sikap Ramah Pada Anak Sejak Dini

Spread the love

Kota Bogor – Terlalu sering kita meremehkan kekuatan sentuhan, senyuman, kata-kata yang ramah, telinga yang mau mendengar, pujian yang jujur, atau Tindakan kecil dari kepedulian, yang semuanya memiliki potensi untuk mengubah kehidupan di sekitar. – Leo Buscaglia

Ramah adalah baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya, suka bergaul, dan menyenangkan dalam pergaulan (KBBI). Sikap ramah seringkali ditunjukkan dengan sikap yang tersenyum dan memberikan sapaan yang hangat. Keramahan bukanlah hal yang asing bagi kita. Indonesia sejak dahulu terkenal di dunia karena keramahannya. Masyarakat Indonesia terkenal sangat ramah kepada orang-orang asing yang datang ke Indonesia dan juga senang membantu. Tentu sikap ini terus dipertahankan untuk terus dikembangkan dalam jati diri anak-anak didik di Indonesia. Hal keramahan pun dapat kita lihat menjadi hal yang Tuhan inginkan bertumbuh dalam diri kita. Dalam firman Tuhan, kita dapat mebaca mengenai keramahan pada Efesus 4:32, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang  terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Keramahan yang berasal dari hati yang dipenuhi dengan kebaikan, dan yang terlihat didalam sikap dan perkataan yang penuh kasih.
Tentu saja kita sebagai orang tua menginginkan hal ini bertumbuh dalam diri anak-anak kita. Karena ramah identic dengan disukai banyak orang, yang tentunya akan memberikan dampak yang baik untuk penerimaan anak di lingkungan sosialnya. Pertanyaan kita Bersama tentunya adalah bagaimana mengembangkan sikap ramah dalam diri seorang anak?
Yang pertama tentu saja dari dalam rumah seorang anak. Keluarga memegang peranan penting dalam menentukan hubungan sosial di masa depan dan pola perilaku terhadap orang-orang lain (Hurlock, 1999). Kehidupan bayi berpusat di sekitar rumah, maka di rumahlah diletakkan dasar perilaku dan sikap sosialnya kelak. Semua anak awalnya adalah egosentris, dan perlu terus diberikan kesempatan untuk melakukan kontak sosial. Seorang anak perlu terlebih dahulu harus mengalami cukup kasih sayang di dalam keluarganya. Hal ini akan menolong seorang anak untuk dapat siap melakukan kontak sosial dan mengungkapkan kasih sayang. Anak yang mengalami kekurangan kasih sayang akan mengalami hambatan untuk bersosialisasi, mereka akan cenderung lesu, murung, acuh tak acuh atau mengembangkan Gerakan-gerakan gelisah seperti menggigit kuku jari, atau menarik diri dari kehidupan sosial.

Hal lain yang perlu kita perlu perhatikan dalam keluarga adalah bahwa anak yang mengalami “terlampau banyak kasih sayang”, menurut penelitian, juga mengalami hambatan untuk bersosialisasi. Orang tua yang sangat khawatir atau sangat menonjolkan diri akan mendorong seorang anak untuk memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri dan menjadi terikat kepada diri sendiri serta mementingkan diri sendiri. Anak akan mengharapkan orang lain memberikan kasih sayang tetapi ia tidak membalas memberi kasih sayang kepada orang lain. Diketahui bahwa anak yang banyak menghabiskan wktu bermain dengan orang yang lebih dewasa juga dapat mengalami hambatan secara psikologis bila dalam permainan selalu dibiarkan menang. Mereka sulit bersaing dengan anak-anak lain dan tidak mau kalah.

Lalu, hal-hal praktis apa yang dapat kita lakukan di rumah? Hal-hal praktis yang dapat kita lakukan di rumah adalah kita membiasakan diri untuk menyapa satu sama lain. Berkomunikasi mulai dari awal bangun pagi, mengucapkan hal-hal sederhana seperti saling mengucapkan, “Selamat pagi”, dan saling mendoakan di pagi hari. Dalam keluarga kita juga membiasakan diri untuk meminta ijin, berpamitan sebelum meninggalkan rumah. Membiasakan diri sepanjang hari saling berkomunikasi. Membiasakan diri pula di dalam keluarga menanamkan untuk menghargai otoritas, taat kepada orang Tua, sehingga membiasakan anak untuk menghargai orang lain di sekitarnya. Yang kedua, yang penting dalam mengembangkan sikap ramah dalam diri seorang anak, tentu adalah lingkungan sosialnya. Perkenalan anak dengan teman sebayanya di lingkungan sosialnya akan menjadi penyeimbang untuk mengembangkan jati dirinya, salah satunya karakter keramahan, terutama bagi anak yang mengalami “terlampau banyak kasih sayang”. Bersosialisasi dengan “teman sebaya” akan membuat seorang anak melihat bahwa ada “orang lain” selain dirinya yang juga memiliki kebutuhan dan penting untuk diperhatikan. Lingkungan sosial anak yang terdekat, salah satunya, tentu saja adalah sekolah.

Di sekolah seorang anak akan bertemu dengan banyak situasi yang berbeda dengan situasi yang ada di rumahnya. Dengan orang-orang yang belum tentu semuanya mengenalnya apalagi menyukainya. Seorang anak akan terus belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Hal yang sangat baik yang dapat diperoleh seorang anak di sekolah adalah adanya suatu sistem, aturan-aturan yang dibuat di sekolah yang menolong untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungannnya. Aturan-aturan yang berlaku secara umum, baik siswa maupun guru, yang akan menjaga ketika belajar Bersama-sama membiasakan diri bersikap ramah. Guru dan teman menjadi tempat untuk berlatih sikap keramahan dalam kesetaraan. Tidak seperti di rumah, akan ada banyak kepentingan yang berbenturan bila anak tidak mau mengembangkan sikap keramahan di sekolah.
Di sekolah, setiap warga sekolah yaitu siswa dan guru akan sama-sama belajar untuk megembangkan sikap karakter keramahan melalui :

  • Saling menyapa
  • Mulai dari awal sampai ke lingkungan sekolah, setiap warga sekolah saling menyapa, sehingga ini kelak akan menjadi suatu kebiasaan dalam diri seorang anak. Anak-anak yang awalnya kesulitan menyapa dapat melihat contoh dari teman-temannya, dan juga akan dibantu oleh gurunya untuk dapat berlatih. Dengan setiap hari menyapa juga akan melatih kepercayaan diri seorang anak.
  • Membiasakan diri untuk saling berkomunikasi
  • Dalam lingkungan sekolah, anak akan belajar untuk menjalin komunikasi dengan teman dan gurunya. Berkomunikasi ketika mengemukakan pikirannya, berkomunikasi pada saat bermain, dan berkomunikasi ketika membutuhkan suatu bantuan.
  • Membiasakan diri untuk peka atau peduli terhadap lingkungan
  • Setiap siswa memiliki keunikan pribadi, potensi, dan kemampuan yang berbeda-beda. Selain hal tersebut, setiap anak pun memiliki kesulitan yang berbeda. Dalam lingkungan sekolah, anak akan belajar untuk saling menolong, melihat kebutuhan temannya dan berusaha untuk memenuhinya.
  • Membiasakan anak untuk membantu dengan tulus
  • Di lingkungan sekolah anak dibiasakan untuk saling tolong menolong, tanpa syarat atau imbalan tertentu. Akan ada banyak kesempatan bagi seorang anak untuk menawarkan bantuannya bagi orang lain.
  • Membiasakan anak untuk berbicara dengan tersenyum
  • Di lingkungan sekolah, anak belajar untuk mengungkapkan keinginannya dengan sikap yang manis dan senyum Mengucapkan terima kasih
  • Pembiasaan untuk mengucapkan “terima kasih” saat mendapatkan bantuan atau pemberian di dalam lingkungan sekolah, akan menolong anak untuk terus melakukannya di luar sekolah.
  • Membiasakan anak menawarkan bantuan atau makanan Salah satu ciri keramahan adalah menawarkan bantuan. Di lingkungan sekolah, dalam berbagai pembelajaran akan ada kesempatan-kesempatan bagi anak belajar menawarkan bantuan yang bisa dia lakukan bagi orang lain.

Sikap ramah perlu dibiasakan setiap hari. Kebiasaan yang baik akan berkembang menjadi karakter dalam diri seorang anak. Mengembangkan kebiasaan ramah di rumah dan ditolong dengan pembiasaan di sekolah, akan menolong anak untuk terus terbiasa dan menjadi karakter yang menetap dalam diri anak. It takes a village to raise a child. Sebuah pepatah dari Afrika yang berarti, membutuhkan dukungan seluruh desa untuk membesarkan seorang anak. Hal-hal di atas memang bisa kita kembangkan di rumah dengan sumberdaya yang kita miliki, tetapi membawa anak ke sebuah komunitas, lingkungan sosial seperti sekolah, akan memberikan lebih banyak makna pembelajaran bagi perkembangannya. Tidak hanya itu, komunitas itu pun juga akan membuka akses berbagai bantuan untuk perkembangan kehidupan seorang anak, terutama kehidupan sosialnya.

Penulis Martha Siburian Pendidik di Sekolah Tunas Pertiwi

Daftar Pustaka

  • Alkitab, LAI. BPK Gunung Mulia Jakarta
  • Elizabeth B. Hurlock. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jilid 2. Jakarta : Erlangga
  • Paket Wisata-Bromo.com. 2020. Pengertian Ciri dan Manfaatnya Anak Memiliki Sikap Ramah Pada Orang Lain. https://paket-wisatabromo.com/pengertian-ciri-manfaatnya-anak-memiliki-sikap-ramah-pada-orang-lain. Diakses pada 19 November 2022.

Tinggalkan Balasan