Pelitakota.id | Suara Kebenaran Injil hari ini | 2 Raja-raja 4:1, Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: “Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.”
*M.I.R.I.S*
Nama Elisa makin populer di Israel. Ia dianggap sebagai pemimpin para nabi di Israel. Ia adalah hamba Allah yang dikenal dan dihormati di kalangan raja. Namun, Elisa tidak menjadi sombong. Ia tetap dapat didekati oleh orang-orang kecil seperti janda miskin dari kelompok para nabi ini. Kepedulian Elisa itu nampak pada sikapnya yang memberi perhatian khusus terhadap masalah janda tersebut.
Pertama, ia menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan janda ini (2 Raja-raja 4:1).
Kedua, ia tidak sekadar memberi pertolongan, tetapi mencoba mengerti situasi dan kondisi si janda itu (2 Raja-raja 4:2). Sepertinya yang menjadi tujuan sikap Elisa adalah supaya ia dapat memberikan pertolongan yang tepat sasaran, sekaligus mendorong si janda untuk memanfaatkan apa yang masih ada padanya (2 Raja-raja 4:3-4). Pertolongan yang dilakukan Elisa kepada janda itu bersifat memberikan kail dan bukan sekadar menyediakan ikan.
Ketiga, pertolongan yang diberikan Elisa tidak hanya menyelesaikan persoalan sesaat, tetapi untuk mendatangkan masa depan yang lebih baik (2 Raja-raja 4:7).
Kepedulian seperti yang diteladankan Elisa, saat ini sulit ditemui.
Pada umumnya kebanyakan hamba Tuhan akan segera menghakimi apa yang dialami oleh seorang janda nabi yang berhutang. Kesulitan, kemiskinan, sakit-penyakit, mala petaka, sering kali menjadi alat ukur keberkatan seseorang. Jika salah satu dari fenomena tersebut diatas nampak pada seseorang, maka akan segera penghakiman itu datang padanya. Termasuk juga kehidupan hamba Tuhan yang tidak nampak “materi” sebagai alat ukur keberkatan, pasti akan segera terhakimi. Miris. Pst.harts