Kok Yesus menangis ya?

Spread the love

Yohanes 11:35 Maka menangislah Yesus.

Ayat ini adalah ayat yang terpendek dalam Alkitab. Namun Ayat ini menunjukkan hati Allah: “Yesus Menangis,” Yohanes memberitahu kita bahwa pada ayat yang pendek itu, kita justru belajar kwalitas dan isi hati Allah yang kita layani dan Sembah.

Kok Yesus menangis ya? Saya akan menjelaskan beberapa hal.

Yohanes 11:33 berkata bahwa setiap orang yang berhubungan dengan Maria dan Marta menangisi kematian Lazarus. Kata yang dipakai untuk menggambarkan tangisan mereka disebut dengan *”merintih.”* atau meratap dalam penderitaan. Di tengah-tengah rintihan ratapan itu, Yesus pun menangis.

Tetapi tangisan Yesus beda dengan tangisan mereka. Kita tidak membaca bahwa Ia merintih sampai kedengaran. Ungkapan itu dapat diterjemahkan sebagai “air mata mengalir di pipinya saja.” Saat Yesus melihat pemandangan di sekitar-Nya, air mata mulai mengalir di wajahNya.Mengapa?

Beberapa hal sbb; Pertama. Itu adalah air mata Empati untuk Maria dan Marta. Yesus mempersamakan diri dengan kita saat-saat sedih. Ketika hati Anda terluka, ketika Anda kehilangan orang yang Anda kasihi atau derita lain terjadi pada Anda, Allah dan Allah sendirilah yang mengerti pedih yang mendalam di dalam hati Anda. Orang mungkin tidak pernah sepenuhnya memahami perasaan kehilangan Anda, tetapi Yesus dapat. Ia ada di sana, menyamakan diri dengan Anda. Ia tahu apa yang Anda alami. Amen

Ke dua, itu adalah airmata sengsara bagi Lazarus. Sengsara karena Lazarus telah mati? Tentu saja Bukan, namun karena ketika Lazarus meninggalkan tubuhnya yang fana dan ia telah disambut dalam kekekalan, ia lebih hidup daripada sebelumnya. Lazarus hidup di Kekekalan! Namun Sekarang, Yesus akan membawanya kembali lagi ke dunia ini. Air mataNya adalah untuk seseorang yang telah merasakan kebahagiaan Sorga, namun kini harus kembali ke dunia yang jahat ini. *Paham ya.*

Kita merasa sangat berduka ketika seorang yang kita kasihi meninggal, dan itu tidak salah. Beberapa orang mengatakan, “Ia ada bersama Tuhan, jangan sedih.” Tidak ada salahnya bila Anda berduka ketika Anda kehilangan seorang yang Anda kasihi. Tetapi jangan menyesalinya bila ia seorang Kristen. Yesus berduka untuk Lazarus karena Ia akan mengembalikan temanNya itu ke dunia ini.

Ketiga, atau Terakhir; air mata Yesus itu adalah untuk ketidak-percayaan mereka. Tak seorang pun di situ, termasuk Maria dan Marta, menunjukkan iman kepada-Nya. Air mata mengalir di pipi Yesus adalah karena tak seorang pun mempercayai perkataanNya bahwa Ia dapat melakukan mujizatNya.

Yesus menangis, tetapi Ia juga menjadi “marah.” Yohanes 11:33 mengatakan, “Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu.” Terjemahan yang lebih baik, “la sendiri marah dan susah, dan tergerak oleh kemarahan.” Yesus tidak hanya sedih,
menangis tetapi juga marah.

Apa yang membuat Yesus marah? Di sini, di kuburan Lazarus Ia menyaksikan akibat dari pilihan Adam yang salah di Taman Eden. Sebelum pelanggaran Adam, (Posse non Peccare), tidak ada kematian, Adam akan hidup selamanya. Tetapi ketika dosa memasuki umat manusia, sejak saat itu kita menanggung akibat-akibatnya. Saya percaya bahwa hal itu membuat Yesus marah kala melihat kehancuran yang ditimbulkan oleh dosa atas ciptaanNya. Ingat lirik lagu MULA PERTAMA? Jauhi dosa ya.

Jangan lupa Lazarus telah meninggal selama empat hari. Rohnya telah meninggalkan tubuhnya. la telah melalui tirai yang memisahkan waktu dan kekekalan, Yesus berkata, “Lazarus, keluar lah!” Lazarus bangun dan menjadi hidup. Haleluya.

Perhatikan baik, Hanya Yesus yang dapat memanggil sampai ke sisi kekekalan dan didengar. Banyak orang mencoba untuk berhubungan dengan kekasih mereka yang telah meninggal, tetapi semua gagal. Hanya suara-Nya didengar dan ditaati. Artinya apa? YESUS ADALAH TUHAN, YESUS ADALAH ALLAH, pemilik roh Lazarus dan roh kita.

Saudaraku, udah ngertikan makna Air mata Yesus dalam duka? Jadi bersuka-citalah. Yesus mengerti apa yang Anda hadapi, dan Yesus ada dengan Anda. Amen

Pdt Ezra Simorangkir

Tinggalkan Balasan