Jakarta – Tragedi kanjuruhan malang yang memakan 127 korban jiwa menjadi tragedi terburuk dalam sepakbola Indonesia.
Menyikapi persoalan itu Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Pemuda Satu Nusa (IKAPASU) Sandri Rumanama meminta pihak LIGA BRI 1 & Club yang berpartisipasi untuk membuat pelatihan dan trening tentang suportifitas bagi suporter dari club sepak bola yang berpartisipasi.
“Ini soal mentalitas suporter dari club yang berpartisipasi dan manajemen dari pihak LIGA & juga pihak Club, mereka Harus bertangungjawab atas insiden ini”. Ungkap Sandri yang juga salah satu pengurus madirista Indonesia.
Ia menambahkan sebagai pencinta sepakbola ia mengamati ada yang salah dari pesepakbolaan kita, harusnya suporter club liga di Indonesia tak harus ricuh karena tak ada kompetisi idiologi seperti Madrid dan Barcelona (Laliga Spanyol), tak ada ego kasta seperti Marseille & PSG (Ligue 1 Prancis), Inter milan & AC milan (Seria A Italia) serta beberapa club lainnya yang sudah pada tataran idiologi, profesi, kasta dan geografis namun tak ada kericuhan seperti ini, elclasico misalnya tensi dilapangan memanas sporter tetap profesional, begitupun Internasional Milan & AC Milan. Jelas Sandri
Ia mengatakan yang salah ada pada pendidikan mental suporter kita masih kurang.
Kata dia (Sandri Red) Club harus bertanggungjawab atas suporter mereka, serta pihak liga juga harus tegas dalam pendidikan mental suporter dalam menjunjung tinggi nilai suportifitas. Ucapnya.
Ia juga mengaku menikmati pertandingan semalam karena kedua tim bermain terbuka dan saling jual beli serangan, wasit dan pengawas pertandinganpun sangat profesional.
“Saya semalam nonton hingga akhir pertandingan tak ada insiden apapun sampai akhir pertandingan & pertandingan semalam sangat enak kita tonton saya pun ikut menikmati pertandingan karena kedua tim saling jual beli serangan & balas membalas gol yang tercipta dan kedua tim bermain terbuka dari menit awal, wasiat dan pengawas pertandingan pun sangat profesional”. Katanya
Ia pun mengucapkan turut berbela sungkawa atas musibah kerusuhan suporter sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang memakan korban hingga ratusan nyawa melayang.
Sandri pun berharap kejadian ini menjadi yang terakhir kali dalam sepakbola Indonesia.
“Ini harus kita akhiri, ini harus jadi yang terakhir dalam sepakbola kita, sebagai penikmat sepakbola saya sangat riskan melihat kondisi seperti ini”. Paparnya