Pelitakota – Kesulitan seringkali datang tanpa permisi, seperti tamu tak diundang yang mengacaukan pesta. Tapi, tahukah kamu? Tamu inilah yang justru membawa hadiah tersembunyi: pelajaran berharga tentang ketahanan dan makna hidup. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28)
Hidup ini seringkali terasa seperti labirin tanpa ujung. Kita berjalan, tersandung, jatuh, dan bangkit lagi. Ada kalanya kita merasa berada di persimpangan jalan, tak tahu arah mana yang harus dituju. Kesulitan datang silih berganti, menguji ketahanan mental dan spiritual kita. Mungkin kita kehilangan pekerjaan yang kita cintai, divonis penyakit yang menakutkan, atau ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi. Di saat-saat seperti ini, dunia terasa runtuh, dan kita merasa kehilangan makna. “Dalam kesesakanku aku berseru kepada TUHAN, dan TUHAN menjawab aku.” (Mazmur 120:1)
Namun, tahukah kamu? Justru di tengah reruntuhan itulah kita bisa menemukan fondasi yang lebih kuat untuk membangun kembali hidup kita. Ketika kita merasa remuk redam, di situlah potensi kita untuk bersinar lebih terang muncul. Seperti pelita yang cahayanya semakin berkobar saat ditiup angin, kesulitan dapat menjadi bahan bakar yang mendorong kita untuk melampaui batas diri. “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.” (2 Korintus 4:16)
Bayangkan seorang petani yang ladangnya dilanda kekeringan panjang. Tanaman-tanamannya layu, tanahnya retak-retak, dan harapan untuk panen seolah sirna. Ia bisa saja menyerah dan meninggalkan ladangnya begitu saja. Namun, karena cintanya pada tanah dan keyakinannya akan kuasa Tuhan, ia terus berusaha. Ia menggali sumur yang lebih dalam, mencari sumber air alternatif, dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Hingga akhirnya, hujan pun turun membasahi ladangnya. Tanaman-tanamannya kembali hidup, dan ia pun menuai panen yang berlimpah. Kekeringan itu tidak hanya menguji ketahanannya, tetapi juga mengajarkannya tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan iman. Seperti kata pepatah Jawa, “Gusti ora sare”, yang berarti Tuhan tidak tidur, selalu ada pertolongan bagi mereka yang berusaha dan berdoa.
Kesulitan memaksa kita untuk keluar dari zona nyaman. Ia menantang kita untuk berpikir kreatif, mencari solusi yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Kita belajar untuk menghargai hal-hal kecil yang seringkali kita abaikan, seperti senyuman orang asing, secangkir kopi hangat di pagi hari, atau pelukan dari keluarga tercinta. Kita menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kemewahan atau kesuksesan materi, melainkan pada kemampuan kita untuk bersyukur atas setiap berkat yang kita terima. “Bersukacitalah senantiasa dalam segala hal.” (1 Tesalonika 5:16)
Lebih dari itu, kesulitan adalah guru spiritual yang handal. Ia membawa kita lebih dekat kepada Sang Pencipta. Ketika kita merasa lemah dan tak berdaya, kita mencari kekuatan dari sumber yang lebih tinggi. Kita berdoa dengan sungguh-sungguh, merenungkan firman Tuhan, atau melakukan kegiatan amal yang membantu sesama. Kita menyadari bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi cobaan ini. Ada kekuatan yang lebih besar dari diri kita yang selalu siap menolong dan membimbing. “TUHAN itu dekat pada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Mazmur 34:19) Seperti peribahasa Sunda mengatakan, “Ulah adigung bisi kaduhung, ulah gurung bisi kaburu”, yang berarti jangan sombong agar tidak menyesal, jangan tergesa-gesa agar tidak terburu-buru.
Jangan biarkan kesulitan merenggut harapanmu. Jadikan ia sebagai tangga untuk meraih impian yang lebih tinggi. Ingatlah bahwa setiap kesulitan pasti mengandung hikmah yang tersembunyi. Carilah hikmah itu dengan hati yang terbuka dan pikiran yang jernih. Mungkin hikmah itu berupa pelajaran tentang kesabaran, ketekunan, atau pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama. “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” (Yakobus 1:12)
Kesulitan mungkin datang untuk menjatuhkanmu, tapi ingatlah, kamu memiliki sayap yang akan membawamu terbang lebih tinggi. Jangan pernah meremehkan kekuatanmu, karena di dalam dirimu tersimpan potensi yang tak terbatas. Biarkan kesulitan menjadi pemicu untuk menggali potensi itu, dan jadilah pribadi yang luar biasa yang mampu melewati segala rintangan dan memberikan inspirasi bagi dunia! “Aku sanggup melakukan segala sesuatu melalui Dia yang memberikan kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13)
Kefas Hervin Devananda


