KEPEMIMPINAN HOLISTIK ELDER KEVIN LEE: Penutup Rangkaian Kegiatan MUKI Sleman 2025

Spread the love

SLEMAN, 6 November 2025 – Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Sleman sukses menutup rangkaian kegiatan tahun 2025 dengan menyelenggarakan seminar kepemimpinan bertajuk “Membangun Kepemimpinan Kristen yang Holistik” di Gedung YMC. Acara yang dilaksanakan pada Kamis, 6 November 2025, ini menghadirkan Elder (penatua) Kevin Lee, Presiden World Serving Leaders (WSL) Asia, seorang praktisi yang piawai memadukan strategi korporat global dengan prinsip-prinsip pelayanan Kristen.

Ketua MUKI Sleman, Pdt. Arief Arianto, dalam sambutannya menekankan krusialnya memiliki pemimpin yang tidak hanya unggul dalam manajerial, tetapi juga memiliki integritas karakter yang utuh.

Integrasi Strategi Korporat dan Integritas Melayani

Kevin Lee dikenal memiliki rekam jejak mumpuni dalam bisnis dan manajemen strategis. Sejak tahun 1997, ia tercatat berhasil memimpin pemulihan strategis di berbagai pasar, termasuk memegang peran kepemimpinan krusial di perusahaan multinasional terkemuka seperti Microsoft, Hewlett Packard, dan Cisco Systems. Keahlian strategis dan manajemennya telah mendorong pertumbuhan bisnis dan pembaruan organisasi di 13 negara di kawasan Asia Pasifik.

Di luar dunia korporat, komitmen kepemimpinannya juga meluas ke pelayanan publik dan nirlaba, di mana ia menjabat sebagai Dewan Direksi dengan tanggung jawab di berbagai bidang penting, mulai dari Strategi & Perencanaan Bisnis, Transformasi & Inovasi, hingga Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko. Lee, yang juga Direktur Senior terakreditasi dari Singapore Institute of Directors, membawa wawasan tata kelola yang matang.

Dalam presentasinya, Lee menggarisbawahi esensi Kepemimpinan Holistik, yang menurutnya harus mencakup dimensi profesional, karakter, dan spiritual secara terintegrasi. Konsep kepemimpinan yang sukses dalam konteks global dan Kristen harus didasarkan pada dua pilar utama: Keunggulan Strategis (dari pengalaman korporasi) dan Integritas Melayani (dari prinsip kekristenan).

Kepemimpinan Sejati Berawal dari Keluarga dan Pelayanan:

Lee menegaskan bahwa kepemimpinan holistik berawal dari rumah dan pelayanan, bukan dari luar. Ia mencontohkan, di balik perannya sebagai profesional global, ia juga melayani sebagai Elder (Penatua) di gerejanya dan memiliki kehidupan keluarga yang solid.

Mengenai fondasi kepemimpinan, Lee secara khusus menyoroti hubungan pemimpin dengan keluarga. Ia menyatakan bahwa meskipun konflik adalah hal biasa, tidak menyelesaikannya adalah masalah. “Kalau kita menjadi teladan dalam keluarga, maka inilah fondasi kepemimpinan yang benar,” ujarnya. Lee menyayangkan masih banyak pemimpin Kristen yang hebat dalam mengingat isi alkitab tetapi belum bisa menjadi pemimpin yang baik dalam keluarga.
Untuk menjadi pemimpin keluarga yang benar, ia menekankan pentingnya meluangkan waktu untuk belajar dan berani mengakui kesalahan.

Lebih lanjut, Lee menjelaskan bahwa seorang pemimpin holistik tidak mengejar keseimbangan dengan membagi waktu, tetapi dengan mengintegrasikan tujuan. Model Pemimpin yang Melayani mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati dimulai dari dipimpin oleh Tuhan, Firman-Nya, dan Roh-Nya.

Ia menutup sesinya dengan pesan kunci: Memimpin dari limpahan, bukan kelelahan. Kehidupan keluarga harus memperkuat pelayanan, dan pelayanan harus tetap berakar pada kasih, bukan semata kewajiban. Keseimbangan sejati, kata Lee, tidak ditemukan dalam penjadwalan, tetapi dalam penyerahan diri untuk melayani Tuhan dan sesama sebelum diri sendiri.

Jurnalis : S_HaNu
Editor: Arief Arianto

Tinggalkan Balasan