Kedepankan Kekeluargaan, Gaya Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi Tuai Pujian

Spread the love

SEMARANG – Gaya kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi dengan 35 Bupati dan Wali Kota disebut cair. Alih-alih seperti atasan dan bawahan, gaya kepemimpinan itu mirip kekeluargaan, karena Ahmad Luthfi merangkul dan siap berkomunikasi dengan semua wilayah.

Manfaatnya ternyata besar. Para bupati dan wali kota menyebut pola itu justru menghilangkan sumbatan-sumbatan komunikasi. Imbas positifnya, ada solusi problem-problem di daerah usai curhat pada gubernur.

“Gaya kepemimpinan cair, ada suasana kekeluargaan antara gubernur dan bupati/ wali kota. Komunikasi tidak harus formal tapi bisa nonformal seperti ini,” kata Bupati Pati, Sudewo, seusai mengikuti acara Halalbihalal bersama Gubernur, di Semarang, Selasa (8/4/2025).

Acara yag dikemas santai dan ramah tamah itu dihadiri 35 bupati/ wali kota bersama wakilnya, plus forkopimda.

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan, silaturahmi itu sebagai bentuk soliditas dan kebersamaan. Apalagi problem di provinsi maupun kabupaten/kota hampir sama. Maka, penyelesaiannya tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, melainkan harus dikeroyok bareng-bareng.

“Segala permasalahan akan teratasi, jika para pengemban wilayah bersinergi atau saiyeg saeka praya,” katanya.

Saiyeg saeka praya merupakan ungkapan Bahasa Jawa, bermakna semangat gotong-royong dan bahu membahu, dengan tekad yang kuat menuju ke tujuan yang sama.

Luthfi mencontohkan, untuk menyelesaikan persoalan infrastruktur, maka provinsi dan kabupaten harus kerja bareng. Misal, pada 2025 ini ada kesepakatan RPJMD Pemprov Jateng dan kabupaten/ kota, yang bersama-sama akan menggarap infrastruktur jalan. Kemudian infrastruktur swasembada pangan, seperti embung dan irigasi, serta infrastruktur pendidikan.

“Kalau infrastruktur itu sudah selesai, nanti swasembada pangan akan muncul. Ini linier dengan astacita Presiden Prabowo Subianto,” tandasnya.

Gubernur tak menampik, ada saja persoalan muncul pada saat pertemuan tidak formal tersebut. Namun, dia sudah berkomitmen meluangkan waktu untuk bupati dan wali kota, asalkan demi kepentingan masyarakat Jawa Tengah.

“Hal-hal yang tidak formal jadinya muncul. Gubernur gini, eh bupatinya gini. Tapi selesai dengan pola komunikasi yang lancar,” bebernya.

Tinggalkan Balasan