Kasih Yang Adil

Spread the love

Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Kejadian 3:23

Pelitakota.id Jika kita melihat Kejadian 2:17, ketika mereka makan buah itu, maka konsekwensinnya adalah Mereka Pasti mati, tetapi Mengapa Adam dan Hawa Saat itu tidak Mati, tetapi mereka justru diusir keluar dari Taman Edan?

Begini Penjelasannya:

Kata Ibrani yang dipakai dan diterjemahkan untuk Menghalau adalah גָּרַשׁ – GARASH. Dalam bahasa Ibrani modern, ini adalah akar dari kata גָּרַשׁ. GARASH, digunakan untuk membentuk berbagai kata-kata Ibrani yang terhubung kepada Perceraian dari pasangannya yang sudah menikah.

Jadi, kata GARUSHIN dalam arti yang sangat dalam yaitu sebagai Menghalau atau Pengusiran Adam dari Taman Eden, yaitu Allah Bercerai dengan Adam dan Hawa dari Taman Eden.

Perceraian (usir/halau-Garash) ini dilakukan Allah karena kasih-Nya. Agar jangan sampai manusia itu menuju ke Pohon Kehidupan dan memakan buahnya (Ibrani: עֵץ הַחַיִּים -‘ETS HAKHAYIM) yang memungkinkan mereka menjadi hidup selamanya, sekaligus hidup dalam dosa yang juga bersifat abadi,
Kejadian 3:22 “…maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.

Jadi, Allah mengusir manusia keluar dari Taman Eden, itu adalah sebagai Tindakan disamping penghukuman, sekaligus juga adalah Belas-kasihan atau kemurahan Allah, dimana Allah tidak membiarkan manusia yang sudah menjadi Pemberontak itu bebas menghampiri POHON KEHIDUPAN yang membuat mereka kekal. Oleh karena itu, Allah menjauhkan manusia itu dari buah yang dapat membuat mereka hidup selamanya dan mengabdikan diri mereka kepada keadaan mengerikan dimana dosa itu telah menyeret mereka terpisah dari Allah selama-lamanya atau kekal, kekal hidup Tetapi dalam DOSA.

Dengan peristiwa Pengusiran itu, manusia mempunyai kesempatan untuk memperoleh Penebusan-Keselamatan dimana dosanya itu Menjadi tidak bersifat kekal lagi dengan Penawaran Keselamatan melalui Penebusan Yesus Kristus.

Pengusiran tersebut tentu tidak hanya dalam maksud menghalau manusia dari POHON KEHIDUPAN. Natur Allah yang suci tidak lagi bisa berhubungan langsung dengan manusia yang telah jatuh dalam dosa, melaikan melalui Media, yaitu Korban Bakaran.

Maka, pengusiran itu bermakna 2 hal yaitu:

  1. Penghukuman sebagai keterpisahan, diusir dengan konsekwensi kematian jasmani dan akibat-akibat dosa lainnya.
  2. Sebagai Tindakan Kasih dan kemurahan Allah (Penebusan).

Saudara bisa bayangkan jika Adam beserta dosanya bersifat Abadi dan hidup di Taman Eden? Jika demikian yang terjadi, maka tidak akan dimungkinkan terjadinya Rekonsiliasi dan Pengampunan antar Manusia dengan Allah melalui sang Penebus Dosa, yaitu Yesus Kristus.

Jadi, Manusia itu diusir dari Taman Eden adalah Konsekwensi Hukum dan Pelanggaran yang mengakibatkan Kematian, tetapi tidak mati untuk selama-lamanya, karena Penebusan terjadi lewat Yesus, yang membawa kepada kehidupan untuk selama-lmanya di Firdaus Permai bersama Yesus.

Pdt Ezra Simorangkir

Tinggalkan Balasan