Jembatan Kuning: Bom Waktu di Gerbang Baduy! DPRD Lebak Murka!

Spread the love

LEBAK – Jembatan Kuning, yang seharusnya menjadi gerbang menuju keajaiban Baduy, kini menjelma menjadi bom waktu yang siap meledak! Jembatan yang terletak di Jalan Raya Ciboleger, Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar ini bukan hanya rapuh, tapi sudah hancur di makan usia. Desainnya yang sempit dan materialnya yang bobrok menjadikan Jembatan Kuning sebagai mimpi buruk yang menghantui warga dan wisatawan.

“Ini bukan lagi ‘tidak layak’, tapi sudah kriminal! Jembatan ini bukan hanya tua, tapi sudah sekarat! Kalau sampai ambruk dan menelan korban, siapa yang mau tanggung jawab?!” ujar H. Karim, anggota DPRD Lebak dari Partai NasDem, Dapil 3, dengan nada murka.

Karim menambahkan, kehancuran Jembatan Kuning bukan hanya sekadar menghambat lalu lintas wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan Baduy. Ini adalah pembunuhan karakter terhadap ekonomi masyarakat. “Wisatawan itu nyawa kami! Kalau aksesnya terputus, bagaimana kami bisa bertahan hidup? UMKM, pedagang, semua akan mati kelaparan!” jelasnya dengan nada putus asa.

Jembatan Kuning bukan hanya jalur wisata, tapi juga nadi kehidupan warga. Mereka mengandalkannya untuk mengangkut hasil bumi dan memasok kebutuhan sehari-hari. Kondisinya yang mengenaskan, terutama saat musim hujan dan sungai meluap, meningkatkan risiko tragedi yang tak terbayangkan.

“Setiap kali lewat sini, kami seperti berjalan di atas kuburan. Kami tidak tahu kapan jembatan ini akan runtuh dan mengubur kami hidup-hidup,” ungkap seorang warga dengan nada ketakutan.

Menanggapi situasi yang sudah di ambang batas ini, Karim menuntut pemerintah daerah dan provinsi untuk bertindak sekarang juga! “Jangan biarkan kami mati sia-sia! Lakukan kajian teknis yang mendalam dan alokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan baru yang kokoh dan modern. Pelebaran jembatan adalah harga mati! Bus pariwisata dan truk logistik harus bisa melintas dengan aman dan nyaman,” serunya dengan penuh emosi.

DPRD Lebak berjanji akan menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan perbaikan Jembatan Kuning. “Kami tidak akan tinggal diam! Ini bukan lagi sekadar janji, tapi sumpah! Kami akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk memastikan jembatan ini dibangun kembali,” tegas Karim.

Masyarakat pun menyuarakan harapan yang sama. “Kami ingin Wisata Baduy tetap menjadi permata Lebak, bukan malah menjadi tragedi nasional karena kelalaian pemerintah,” pungkas seorang pedagang dengan nada geram. (Edo/red)

Tinggalkan Balasan