Pelitakota.id Kepercayaan adalah fondasi utama dalam setiap hubungan, baik itu hubungan pribadi maupun hubungan antara rakyat dan wakil rakyat. Tanpa kepercayaan, tidak ada kekuatan, tidak ada kesetiaan, dan tidak ada kemajuan.
Bayangkan sebuah bangunan yang kokoh dan kuat, namun dibangun di atas fondasi yang rapuh. Bayangkan sebuah hubungan yang harmonis, namun diwarnai dengan ketidakpercayaan dan keraguan. Bayangkan sebuah masyarakat yang maju, namun dihantui oleh korupsi dan ketidakadilan.
Kepercayaan dapat dibangun melalui tindakan yang jujur dan transparan. Seperti yang tertulis dalam Amsal 10:9, “Siapa berjalan dengan tidak bercela, akan berjalan dengan aman; tetapi siapa memutarbalikkan jalannya, akan dikenal juga.”
Dalam budaya Jawa, ada peribahasa yang mengatakan “aja gumunan, aja getunan, aja kadiran” yang berarti “jangan heran, jangan menyesal, jangan sombong”. Peribahasa ini mengingatkan kita bahwa kepercayaan dapat dibangun jika kita tidak sombong dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.
Kepercayaan bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh dengan mudah. Kepercayaan harus dibangun dan dipelihara melalui tindakan nyata dan kesetiaan. Ketika para wakil rakyat lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat, maka kepercayaan akan hilang dan kekuasaan hanya akan menjadi ilusi yang tidak berarti.
Seperti peribahasa Jawa yang lain, “witing tresno jalaran soko kulino” yang berarti “cinta yang tumbuh karena kebiasaan”. Peribahasa ini mengingatkan kita bahwa kepercayaan dapat dibangun jika kita selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan rakyat.
Dengan membangun kepercayaan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua. Kita dapat membangun kesetaraan, keadilan, dan kemajuan yang sebenarnya. Maka, mari kita bangun kepercayaan dan kesetaraan, dan mari kita ciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua.
Kepercayaan adalah api yang membakar semangat dan kesetiaan. Jaga api itu agar tidak padam, dan biarkan ia membimbing kita menuju masa depan yang cemerlang.
Oleh Romo Kefas