SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,43 persen month to yonth (m-to-m) pada Maret 2025. Inflasi tersebut, lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 1,65 persen.
Hal itu disampaikan Plt Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih, pada rilis daring Selasa (8/4/2025). Dia memaparkan, secara tahunan atau year on year (Y-on-Y) inflasi Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,75 persen. Sementara, inflasi year to date sebesar 0,18 persen.
“Bulan Maret 2025 Provinsi Jawa Tengah secara month to month mengalami inflasi sebesar 1,43 persen. Lebih rendah daripada inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,65 persen,” tutur Endang.
Dia menjelaskan, sejumlah komoditi turut andil dalam kondisi tersebut. Di antaranya, berakhirnya tarif diskon listrik 50 persen bagi pelanggan 450 VA-2.200 VA. Selain itu, adapula kenaikan harga cabai, bawang merah dan permintaan emas perhiasan, menjelang lebaran.
Di sisi lain, beberapa program pemerintah turut mengerem tingkat inflasi. Di antaranya, turunnya harga tiket pesawat udara, tiket kereta api, hingga tarif jalan bebas hambatan ruas Cikampek-Kalikangkung, pada momen Idulfitri 1446 Hijriah.
“Sebaliknya, penyumbang deflasi (penurunan harga) adalah turunnya tarif angkutan udara dan tarif kereta pada Lebaran, menyumbang deflasi pada Maret 2025,” urainya.
Sementara itu, terang Endang, jika dilihat pada tingkat inflasi year on year sebesar 0,75 persen, disumbang beberapa komoditi, di antaranya minyak goreng dan emas perhiasan. Catatan BPS, tingkat inflasi Y-on-Y pada Maret 2025 di Jateng, juga lebih rendah dibanding catatan nasional yang sebesar 1,03 persen