PEKALONGAN – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan fasilitas balik rantau gratis menggunakan moda transportasi bus, Kamis (10/4/2025). Program ini disambut hangat oleh perantau yang kerja sebagai tukang cilok hingga buruh, lantaran uang tiket bisa mereka simpan untuk menyambung hidup di Ibukota.
Seperti diungkapkan oleh Wahyu. Warga ber-KTP Pekalongan ini mengaku girang bisa mendapat kuota balik ke tanah rantaunya di Jakarta. Di Ibukota, dia menekuni pekerjaan sebagai pedagang cilok.
“Ya menghemat, apalagi ini gratis, bisa buat pegangan. Juga, bisa memberi THR pada ponakan-ponakan,” ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Andi. Bersama dua anak dan seorang istri, dia mengaku beruntung mendapat tiket balik gratis, lantaran peminat program ini juga membludak.
“Sangat terbantu sekali. Karena saya dengan anak dan istri saya, paling tidak untuk balik ke rantau memerlukan setidaknya satu juta (rupiah),” ujar buruh pabrik itu.
Begitu pula pengakuan Hasan Bisri. Pria 70 tahun yang balik ke Depok itu mengaku, sudah lima kali mengikuti mudik gratis.
“Apalagi perekonomian seperti ini. Ya sangat membantulah,” tutur kuli bangunan itu.
Pelepasan Balik Gratis 2025 dilakukan oleh Gubernur Jateng Ahmad Lutfhi, di tiga titik lokasi, yakni di Donohudan-Boyolali, Terminal Tipe A Pekalongan dan Terminal Tipe A Bulupitu Banyumas.
Melalui sambungan virtual, Luthfi mengibaskan bendera start di Asrama Haji Donohudan. Sementara di Pekalongan, Sekda Jateng Sumarno melepas langsung para perantau.
Pada tahun ini, setidaknya ada 65 bus yang membawa ribuan penumpang kembali ke Jabodetabek. Untuk memastikan keselamatan,setiap armada dan kru telah melalui fase pengecekan. Baik ramp check untuk kendaraan, dan kesehatan untuk para sopir.
Sekda Sumarno mengatakan, armada dan kapasitas penumpang untuk kegiatan tersebut lebih banyak. Selain itu, mudik balik 2025 juga memberi kenyamanan dan kepastian berangkat-pulang bagi pesertanya.
“Mudah-mudahan tahun depan kita lebih banyak kolaborasi dengan semua pihak, juga bupati/ wali kota, karena kali ini belum semua,” pungkas Sumarno[÷]