Bogor – Dalam dunia politik, kita sering kali melihat bagaimana keputusan dan tindakan politikus dan pemerintah dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada masyarakat. Namun, apakah kita pernah berhenti sejenak untuk memikirkan tentang konsekuensi dari setiap tindakan dan keputusan yang dibuat? Apakah kita pernah mempertimbangkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, baik positif maupun negatif, yang akan dirasakan di masa depan?
Bayangkan politik sebagai sebuah kapal yang berlayar di laut. Setiap keputusan dan tindakan yang dibuat oleh politikus dan pemerintah adalah seperti mengarahkan kapal ke arah tertentu. Jika arah yang dipilih tepat, maka kapal akan mencapai tujuan dengan selamat. Namun, jika arah yang dipilih salah, maka kapal akan terdampar di pantai yang tidak diinginkan.
Seperti yang tertulis dalam Galatia 6:7-8, “Janganlah kamu sesat: Allah tidak dapat dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur bagi dagingnya, dari dagingnya itu akan menuai kebinasaan; tetapi barangsiapa menabur bagi Roh, dari Roh itu akan menuai hidup yang kekal.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi yang akan dirasakan di masa depan.
Dalam politik, hukum tabur tuai menjadi sangat relevan. Setiap keputusan dan tindakan yang dibuat oleh politikus dan pemerintah dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada masyarakat. Jika kebijakan yang dibuat baik dan bijak, maka masyarakat akan merasakan manfaatnya. Namun, jika kebijakan tersebut buruk dan tidak bijak, maka masyarakat akan merasakan dampak negatifnya.
Dengan memahami konsep hukum tabur tuai, politikus dan pemerintah dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih bijak untuk kepentingan masyarakat. Mari kita bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia. Dengan kerja sama dan tindakan yang bijak, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis.
Oleh Kefas Hervin Devananda