Hari HAM 10 Desember, Romo Kefas :  ‘Kemanusiaan Adalah Batas Terakhir yang Tak Boleh Dilanggar

Spread the love

Bekasi – Setiap 10 Desember kita memperingati Hari HAM (Hak Asasi Manusia). Penting diketahui bahwa hari ini bukan hari libur nasional di Indonesia, meskipun maknanya sangat penting bagi seluruh manusia. Pada hari peringatan tersebut, Kefas Hervin Devananda alias Romo Kefas dari Forum Masyarakat Kristen Bekasi (FORMAKSI) mengatakan bahwa, “Hari HAM bukan cuma tanda di kalender atau hari libur – ini hari kita ingat: kemanusiaan adalah batas terakhir yang tidak boleh kita lampaui, bahkan ketika kita berbeda pendapat di politik, agama, atau suku.”ujarnya

Lebih lanjut,Romo Kefas menjelaskan bahwa hak-hak dasar manusia bukanlah sesuatu yang diberikan oleh siapapun – tapi sesuatu yang melekat sejak lahir, termasuk hak atas toleransi dan kesetaraan. “Toleransi bukan cuma kata cantik, dan kesetaraan bukan cuma slogan – keduanya adalah jantung dari HAM. Kita semua sama di depan martabat manusia, tidak peduli apakah kita laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, beragama apa pun, atau dari daerah mana. Sampai sekarang, bahkan sebelum Hari HAM 10 Desember tahun ini, kita masih melihat orang-orang yang lemah – seperti pengungsi bencana, pekerja migran, perempuan, atau orang yang beragama berbeda – kehilangan hak untuk hidup, tempat tinggal, berbicara tanpa takut, dan bahkan hak untuk dihargai secara setara karena perbedaannya. Ini bukan cuma masalah hukum doang, tapi masalah hati kita semua sebagai masyarakat.” Ucapnya lagi

Ia menambahkan bahwa bicara  tentang hak-hak lain yang terhubung dengan HAM dan kesetaraan: “HAM bukan cuma tentang hak hidup saja. Ada hak atas pendidikan, hak atas pekerjaan yang layak, hak atas kesehatan, dan hak untuk hidup dalam suasana damai – dan semua ini harus diberikan secara setara kepada semua orang. Semua ini saling terhubung – kalau kita tidak menghargai kesetaraan, maka toleransi juga akan sulit terwujud, dan hak-hak lain juga akan mudah terancam. Orang yang dianggap ‘kurang’ karena jenjang sosial atau jenis kelamin, nanti juga akan sulit mendapatkan akses ke layanan yang layak.”

Ia menyampaikan pemahaman tentang peran masyarakat dalam melindungi HAM dan kesetaraan: “Perubahan tidak datang dari pemerintah saja. Kita bangunnya sedikit demi sedikit – dari setiap orang yang sadar, bahwa menghormati hak orang lain dan memperlakukan mereka secara setara berarti melindungi martabat diri sendiri. Hari HAM 10 Desember seharusnya menjadi momen untuk kita semua membuat janji: kita akan melindungi HAM, merawat toleransi, dan menjaga kesetaraan hak-hak setiap orang di Bekasi dan sekitarnya.”

Romo Kefas juga menekankan bahwa melindungi HAM dan kesetaraan adalah tugas semua orang, bukan cuma pada 10 Desember tapi setiap hari. “Pemerintah harus membuat undang-undang dan menegakkannya, tapi masyarakat punya tugas lebih besar: membuat HAM, toleransi, dan kesetaraan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Hari ini, 10 Desember, mari kita janjikan: tidak akan ada orang yang dikesampingkan, tidak akan ada hak yang diabaikan, dan semua orang akan diperlakukan secara setara. Karena kemanusiaan yang kita jaga hari ini, adalah masa depan yang kita bangun untuk semua orang.”

Penulis: WAN Juntak | Editor: Hendra

Tinggalkan Balasan