Pelita Kota Di balik dinding-dinding gereja yang megah dan salib yang suci, tersembunyi realitas yang memprihatinkan. Gereja, tempat yang seharusnya menjadi rumah doa dan tempat umat mencari Tuhan, kini telah berubah menjadi lahan bisnis dan kepentingan pribadi. Tuhan Yesus pernah mengusir para pedagang dan penukar uang dari Bait Allah, seraya berkata, “Tuliskanlah: Rumahku akan disebut rumah doa, tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun!” (Matius 21:13). Pertanyaan kita sekarang adalah, apakah gereja hari ini telah menjadi rumah doa atau sarang penyamun?
Tuhan Yesus menunjukkan kemarahan-Nya terhadap para pedagang dan penukar uang yang menjadikan Bait Allah sebagai tempat untuk mencari keuntungan pribadi. Tuhan Yesus ingin agar Bait Allah menjadi tempat yang suci dan penuh kasih, di mana umat dapat berdoa dan mencari Tuhan dengan tulus. Seperti air yang jernih dan tenang, gereja harus menjadi tempat yang menyegarkan dan memulihkan jiwa umat, bukan tempat yang keruh dan penuh dengan kepentingan pribadi.
Gereja seharusnya menjadi rumah doa, tempat di mana umat dapat berdoa dan mencari Tuhan dengan tulus. Gereja harus menjadi tempat yang penuh kasih dan damai, di mana umat dapat melayani sesama dengan tulus. Seperti pelabuhan yang aman dan nyaman, gereja harus menjadi tempat yang memberikan perlindungan dan pengharapan bagi umat yang mencari Tuhan.
Sarang penyamun adalah metafora untuk tempat di mana orang-orang melakukan kejahatan dan mencari keuntungan pribadi. Ketika gereja menjadi sarang penyamun, maka gereja telah kehilangan fokusnya sebagai rumah doa. Gereja harus menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk mencari Tuhan dan melayani sesama dengan tulus. Seperti rumah yang dibangun di atas batu karang, gereja harus menjadi tempat yang kokoh dan kuat, bukan tempat yang rapuh dan mudah runtuh.
Gereja juga harus menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk anak-anak, di mana mereka dapat belajar tentang Tuhan dan nilai-nilai spiritual. Namun, terkadang gereja tidak bisa menjadi tempat yang aman untuk anak-anak karena kurangnya pengawasan dan perlindungan, kasus pelecehan seksual atau kekerasan, dan kurangnya pendidikan dan kesadaran tentang keselamatan anak-anak. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan pengawasan dan perlindungan, mengadakan pendidikan dan pelatihan, dan membangun kesadaran dan kepedulian tentang keselamatan anak-anak di gereja.
Tuhan Yesus memanggil kita untuk bertobat dan meninggalkan praktik-praktik yang tidak sesuai dengan misi dan pelayanan gereja. Kita perlu memastikan bahwa gereja tetap menjadi tempat yang penuh kasih dan damai, di mana umat dapat mencari Tuhan dan melayani sesama dengan tulus. Seperti petani yang membersihkan ladangnya dari rumput liar, kita perlu membersihkan gereja dari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan misi dan pelayanan gereja.
Pada hari kemerdekaan ke-80, kita perlu merefleksikan kembali peran gereja dalam masyarakat. Apakah gereja telah menjadi rumah doa yang sejati, atau telah menjadi sarang penyamun yang mencari keuntungan pribadi? Kita perlu bertobat dan meninggalkan praktik-praktik yang tidak sesuai dengan misi dan pelayanan gereja. Dengan demikian, gereja dapat tetap menjadi tempat yang penuh kasih dan damai, di mana umat dapat mencari Tuhan dan melayani sesama dengan tulus. Gereja harus menjadi mercusuar harapan dan kasih, bukan tempat yang memperdagangkan iman dan spiritualitas.
Penulis Kefas Hervin Devananda [Romo Kefas]