Dinas P2PA Berjuang Wujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Gorontalo

Spread the love

Kota Gorontalo, Pelitakota.id – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2PA) Provinsi Gorontalo terus mengintensifkan upaya pencegahan kekerasan seksual terhadap anak hingga ke pelosok daerah.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas P2PA Provinsi Gorontalo Yana Yanti Suleman, dalam dialog Pro Aspirasi bertajuk “Waspada Kejahatan Seksual Terhadap Anak di Media Sosial” yang disiarkan di RRI Pro1 Gorontalo 101,8 FM, Rabu (12/6/2024).

“Kami berupaya maksimal dalam pencegahan kekerasan seksual terhadap anak mulai dari hulu. Dan target kita di 2024 ini adalah 100 persen desa/kelurahan itu ramah perempuan dan peduli anak,” ungkap Yana.

Lebih lanjut Yana mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, Dinas P2PA telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mencapai target tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak, seperti organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten/kota, komunitas lokal, sektor swasta, dan masyarakat.

“Kami sudah mendorong kabupaten/kota hingga ke desa untuk bisa mewujudkan desa atau kelurahan ramah perempuan dan peduli anak. Ini kami lakukan agar keluarga yang berada di desa-desa tersebut bisa paham tentang bagaimana melindungi anak, mencegah kekerasan seksual, dan mendidik anak agar bisa menggunakan media sosial dengan baik,” papar Yana.

Selain memperkuat kerja sama, Dinas P2PA juga gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Program-program seperti penyuluhan langsung ke desa-desa dan kampanye melalui media sosial menjadi prioritas utama dalam upaya ini.

“Dalam beberapa minggu ini, kami juga bekerja sama dengan Polda turun ke kabupaten/kota untuk melihat langsung bagaimana penanganan perlindungan dan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak,” tambahnya.

Meski begitu, Yana juga mengakui tantangan yang dihadapi, termasuk fakta bahwa 50 persen dari total kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah kekerasan seksual. Hal itu menunjukkan bahwa meskipun banyak langkah telah diambil, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh.

“Walaupun sudah terbentuk, namun masih ada yang harus kita optimalkan, termasuk mendorong para korban untuk speak up dan melaporkan kekerasan yang dialaminya, tanpa merasa takut, ditekan, dan diintimidasi oleh pelaku,” ujarnya.

Yana juga menyampaikan bahwa pihaknya terus berusaha untuk memperbaiki sistem pelaporan dan penanganan kasus kekerasan seksual. Melalui koordinasi dengan kepolisian, layanan kesehatan, dan lembaga-lembaga terkait lainnya, diharapkan penanganan kasus dapat dilakukan secara lebih cepat dan efektif.

“Kami terus memperbaiki sistem pelaporan dan koordinasi antar lembaga agar penanganan kasus kekerasan seksual dapat dilakukan dengan lebih baik dan terpadu,” tutur Yana.

Dengan langkah-langkah preventif yang komprehensif itu, Yana berharap dapat menurunkan angka kekerasan seksual terhadap anak dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan ramah anak di seluruh wilayah Provinsi Gorontalo.

“Ini adalah komitmen kami untuk melindungi masa depan anak-anak kita. Kami akan terus bekerja keras agar setiap anak di Gorontalo dapat tumbuh dan berkembang dengan aman dan bahagia,” ucapnya.

“Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk anak-anak kita. Setiap langkah kecil yang kita ambil dapat memberikan dampak besar bagi masa depan mereka,” katanya lagi.

Dialog Pro Aspirasi itu dipandu oleh Presenter RRI Gorontalo, Rusdi Aneta. Turut menjadi narasumber yakni, Pendiri Yayasan Pulih Thepeak/Psikolog Livia Istania DF. Iskandar dan Direktur SalamPuan, Asriyati Nadjamudin. (mwar)

Tinggalkan Balasan