Narasi saya mulai dengan, Datangnya Malam, Malingkah Nikodemus? Yohanes 3:2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus..”
Kita sangat tahu satu ayat dalam Alkitab yaitu Yoh 3:16. Ayat ini di samping sering diperdengarkan berkaitan dengan Natal, tetapi juga sering menjadi bagian penjelasan tentang kasih Allah yang luar biasa buat dunia ini. Tetapi kita juga tahu (harus tahu donk), bahwa munculnya perkataan Yesus ini semata-mata berkaitan dengan “bertobatnya” Nikodemus.
Nikodemus Seorang Pemimpin agama Yahudi dari aliran/kelompok Farisi sekaligus anggota Sanhedrin yang ternama itu. Elite Agama gitu loh.
Sangat diyakini bahwa pertemuannya dengan Yesus malam hari itu, telah membawanya menerima Yesus (menjadi pengikut Yesus). Pertanyaannya adalah: Ketika Demonstrasi Kekuasaan atau intimidasi terhadap Yesus oleh Sanhedrin begitu riuh, heboh Dimanakah Si NIKODEMUS? Ngumpet atau Cari amankah?
Alkitab tidak memberi jawaban untuk itu, kecuali kemudian, bahwa setelah Yesus mati, nama NIKODEMUS muncul dalam Yoh 19:39. Jikalau melihat posisinya sebagai Anggota Mahkamah agama Yahudi bukankah dia harusnya muncul? Mengapa dia diam? Bukankah orang BENAR itu harus bersuara kebenaran? Sedikit berimajinasi, saya pikir NIKODEMUS telah bersuara, tetapi 1 lawan banyak apa jadinya? 1 lawan banyak, nggak kuku (alias nggak kuatlah). Saya mengatakan demikian karena pernah satu kali dia berpendapat dalam Yoh 7:50-52 (silahkan dibaca, LAI memberi Judul Nikodemus membela Yesus). Patut dicatat: Jika Orang Benar Diam: Orang Jahat Menang
Baiklah…Berapa banyakkah pada akhirnya orang yang menjadi murid Yesus yang setia? Kalau kita ambil refrensinya 1 Kor 15:6 adalah 500 an orang. Berapa orangkah yang pernah mengikuti dan mendengarkan Ceramah Yesus? Kalau kita mengambil refrensinya ketika Yesus memberi makan 5000 orang laki-laki belum termasuk perempuan dan anak-anak, maka sangat mungkin 20-25 ribu orang. Fantastis bukan? Jika angka 25.000 itu kita bandingkan dengan orang-orang menjadi murid Yesus yang setia pada akhirnya hanyalah 500 orang. Maka terdapat perbandingan 1: 50. Maka benarlah apa yang dikatakkan Tuhan Yesus: Banyak Yang Terpanggil, tetapi sedikit yang Terpilih.
Atas dasar dan perbandingan angka di atas (1:50), saya sedikit berandai-andailah, begini: Bolehkah kita tarik ke kehidupan Kekristenan saat ini bahwa: Setiap umat yang datang ke gereja juga mewakili 1:50. Atau setiap umat Tuhan (yang kelihatannya umat Tuhan), sesungguhnya adalah 1:50.
Lebih naik lagi (ektrem) kita telusuri, bahwa perbandingan setiap yang mengaku hamba Tuhan dengan yang sebenar-benarnya Hamba Tuhan juga 1:50. Jangan marah ya para hamba Tuhan? Refrensi nyatanya ini loh _2 Korintus 11:13 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus._
Ternyata tidak setiap orang yang datang pada Yesus otomatis adalah murid Yesus. Jadi, tidak heran Nikodemus dan ribuan orang-orang yang yang datang mengikuti Yesus selama itu, ngumpet, mungkin juga takut ya, seperti Petrus, takut disebut pengikut Yesus. Petrus malahan menyangkalNya, dan bergabung dengan penghujat Yesus. Orang Benar Ngumpet menghadapi Bahaya. Kok Gitu ya?
Murid Yesus Harus Mencerminkan Yesus
Sekarang, Dusta Mahkamah Agama (Pemimpin Agama).
Untuk memperkuat dalil tuduhan menghabisi Yesus (sampai mati di Salibkan), Pemimpin Agama harus pakai jasa saksi Palsu. Apakah saksi Palsu itu berhasil meyakinkan? No.
Pilatus tidak mendapati satu kesalahanpun pada Yesus menurut Hukum Romawi yang mengakibatkan Yesus patut di Salibkan. Malahan karena Desakan orang banyaklah yang membuat Pilatus terpaksa CUCI TANGAN (padahal waktu itu Covid-19 tidak mewabah, tapi Pilatus malah CUCI TANGAN). Ternyata desakan orang banyak dalam kebencian besar terhadap satu Orang Benar itu, kira-kira kebencian itu, dapat disamakan dengan WABAH COVID-19 dan penyelesaiannya bagi Pilatus agar dia tidak tertular adalah dengan CUCI TANGAN. Sangat serem bukan? Dan pola pikir bak Virus seperti itu harus dibasmi dengan desinfektan. Maka pada tahun 70, Kota Yerusalem dibakar Jenderal Titus oleh perintah Kaisar Nero. Josepus, seorang ahli sejarah Jahudi menuliskan dalam bukunya peristiwa tersebut, bahwa pembantaian Nero itu mencapai korban jiwa sebanyak 600.000 orang.
Saudaraku, Siapakah sesungguhnya yang membunuh Yesus, Romawikah atau Jahudi?
Pemimpin Agama Jahudi sangat paham dengan Hukum Taurat, salah satu di dalamnya Jangan Membunuh. Tetapi pemufakatan jahat ahli-ahli Taurat bersama orang banyak yang menginginkan kematian Yesus dan kemudian melegalkannya lewat tangan Pemerintahan Romawi, bukan sebuah PEMBUNUHAN? Memang Benar, yang menjatuhi hukuman mati adalah Hukum Romawi, tetapi bukankah menurut Pengadilan yang dipimpin Pilatus itu, Yesus ditemukan tidak bersalah? Lantas kok tetap dijatuhi hukuman Salib? Jawabannya adalah: Seruan orang banyak itu begitu menakutkan Pilatus: SALIBKAN DIA, SALIBKAN DIA.
Para Ahli Taurat tidak mau dituduh membunuh Yesus, tetapi memakai tangan Pemerintahan Romawi boleh, ini namanya apa? Menutupi Dosa Dengan Melemparkan tanggung jawab kepada orang lain. Benar-benar Munafik yang sadis.
Kemanakah Orang-orang Benar? Mari kita renungkan bahwa Tanggung Jawab kita sebagai Terang dan sekaligus sebagai Garam dunia tidak boleh ngumpet, Walau apapun yang terjadi.Harus tampil, harus berasa, tidak boleh diam saja. Amen
Selamat Hari Minggu Selamat Beribadah.
Pdt Ezra Simorangkir