Dari Seoul, Delegasi Lapas Kelas I Tangerang Bawa Semangat Baru Pembinaan Narapidana

Spread the love

*Dari Seoul, Delegasi Lapas Kelas I Tangerang Bawa Semangat Baru Pembinaan Narapidana*

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang turut berpartisipasi dalam The 43rd Asian and Pacific Conference of Correctional Administrators (APCCA) yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan, pada 9–13 November 2025. Forum internasional bergengsi ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai negara di kawasan Asia dan Pasifik, dengan mengusung tema “Creating New Corrections with New Thoughts” atau Menciptakan Pemasyarakatan Baru dengan Pemikiran Baru.

Dalam kesempatan ini, Lapas Kelas I Tangerang mendelegasikan Kepala Bidang Pembinaan Narapidana, Dwi Fu’ad Jamali, yang sekaligus menjadi salah satu anggota delegasi resmi Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Teknologi Informasi dan Kerja Sama Pemasyarakatan (Dirtekformpas), Maulidi Hilal. Delegasi tersebut merupakan perwakilan yang ditugaskan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) untuk menghadiri konferensi tersebut. Kehadiran ini menjadi wujud komitmen Lapas Kelas I Tangerang dalam memperkuat kualitas pembinaan, memperluas jejaring kerja sama internasional, serta menyerap praktik terbaik dalam sistem pemasyarakatan modern.

Konferensi yang digelar di The Shilla Seoul ini resmi dibuka melalui upacara seremonial pada Senin (10/11/2025) yang dihadiri langsung oleh Menteri Kehakiman Republik Korea. Dalam sesi pembukaan, para peserta disambut dengan penyerahan simbol dan bendera APCCA sebagai tanda dimulainya rangkaian konferensi internasional tersebut.

Kegiatan berlanjut dengan berbagai agenda tematik yang menghadirkan para pakar, praktisi, dan pimpinan lembaga pemasyarakatan dari negara-negara anggota APCCA. Beberapa topik utama yang dibahas antara lain:
• Challenges and Initiatives in Corrections, yang menyoroti tantangan sekaligus inovasi dalam sistem pemasyarakatan di berbagai negara;
• International Collaboration in Corrections, yang mengulas pentingnya kolaborasi lintas negara untuk memperkuat efektivitas pengelolaan lembaga pemasyarakatan;
• Addressing the Needs of Vulnerable People in Custody, yang membahas pendekatan inklusif terhadap kelompok rentan di dalam lembaga pemasyarakatan; serta
• Preventing Reoffending by People with Addictions, yang memaparkan strategi pencegahan pengulangan tindak pidana bagi narapidana dengan ketergantungan narkoba, alkohol, maupun judi.

Selain sesi konferensi, para delegasi juga mengikuti kunjungan lapangan (field visit) ke dua lembaga pemasyarakatan di Korea Selatan, yakni Hwaseong Vocational Training Correctional Institution dan Seoul Dongbu Detention Center. Kunjungan ini menjadi sarana pembelajaran langsung bagi peserta untuk melihat implementasi program pelatihan vokasional, sistem pembinaan berbasis keterampilan kerja, serta demonstrasi keamanan (CERT Demonstration) yang menunjukkan profesionalitas dan kesiapsiagaan petugas pemasyarakatan di Korea Selatan.

Kepala Lapas Kelas I Tangerang, Beni Hidayat menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada jajarannya untuk ikut serta dalam kegiatan internasional tersebut.

“Kami merasa bangga Lapas Kelas I Tangerang dapat menjadi bagian dari delegasi Indonesia di APCCA ke-43. Ini bukan hanya kehormatan, tetapi juga kesempatan berharga untuk belajar langsung dari praktik terbaik negara lain dalam hal pembinaan, rehabilitasi, dan reintegrasi sosial narapidana. Hasil dari forum ini akan kami jadikan referensi dalam memperkuat sistem pembinaan di dalam negeri,” ujarnya.

Sementara itu, Dwi Fu’ad Jamali mengungkapkan bahwa pengalaman mengikuti APCCA ke-43 memberikan wawasan baru terkait pembinaan yang berorientasi pada kemanusiaan dan kemandirian narapidana.

“Banyak hal inspiratif yang kami dapatkan di sini, terutama terkait pelatihan vokasional dan pendekatan rehabilitatif yang terstruktur di Korea Selatan. Kegiatan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi dalam menciptakan pembinaan yang tidak hanya menyiapkan narapidana kembali ke masyarakat, tetapi juga menjadikan mereka pribadi yang lebih produktif dan mandiri,” tutur Fu’ad.

Pada upacara penutupan, momen bersejarah terjadi saat dilakukan penyerahan bendera APCCA kepada delegasi Indonesia sebagai simbol bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan APCCA ke-44 pada tahun 2026 mendatang. Penyerahan tersebut disambut meriah oleh seluruh peserta, menandai kepercayaan internasional terhadap kapasitas Indonesia dalam memimpin kerja sama pemasyarakatan di kawasan Asia dan Pasifik.

Partisipasi Lapas Kelas I Tangerang dalam APCCA ke-43 diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi penguatan sistem pembinaan narapidana di Indonesia. Melalui pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh, Lapas Kelas I Tangerang berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi dalam pembinaan yang berorientasi pada pemulihan, pemberdayaan, dan kemandirian narapidana. Keikutsertaan ini menjadi langkah strategis dalam mendukung visi Pemasyarakatan untuk mewujudkan lembaga pembinaan yang modern, humanis, dan berdaya saing di tingkat global.

Tinggalkan Balasan