“Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan.” (Kej. 6:8).
PKN – Dalam benak kita mungkin kita berpikir apakah Allah dapat tersenyum? Ya! Dia adalah sebuah pribadi yang juga memiliki perasaan seperti kita. Ketika Allah merasa senang Ia akan tertawa (Maz. 2:4), tetapi sebaliknya IA akan merasa demikian sedih ketika IA melihat manusia demikian mendukakan hati-Nya. Dan ingatlah sebagai umat ciptaan-Nya, tujuan hidup kita adalah menyenangkan hati-Nya sehingga IA tersenyum.
Nuh memberikan teladan bagi kita, bagaimana Nuh hidup menyenangkan hati Allah.
Allah tersenyum ketika kita mengasihi Dia di atas segalanya. Nuh mengasihi Allah di atas segalanya, bahkan ketika tidak seorangpun mengasihi Allah.
Allah tersenyum ketika kita mempercayai DIA sepenuhnya. Nuh menyenangkan Allah karena Nuh mempercayai DIA sepenuhnya. Sekalipun ia harus melakukan hal yang sulit diterima akal (membangun bahtera di atas gunung), tetapi Nuh percaya bahwa Allah akan melakukan hal yang terbaik.
Allah tersenyum ketika kita mentaati DIA dengan sepenuh hati. Keputusan Nuh adalah hidup dalam ketaatan penuh untuk melakukan Firman dengan sepenuh hati.
Allah tersenyum ketika kita memuji dan bersyukur kepada-Nya terus menerus. Allah kita menyukai pujian, itu sebabnya mengapa Allah menciptakan kita agar kita menyembah DIA.
Tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk menyenangkan hati-Nya.
Semangat Pagi, salam sehat dan Tuhan Yesus memberkati.
Pdt. Benyamin Lumondo (Ketua PGLII Propinsi Jawa Barat)