Berhenti Sejenak Saja!

Spread the love

Mazmur 90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Pelitakota.id Menonton perlombaan Jet Darat atau yang dikenal dengan Formula Satu atau F1, rame dan asik sekali. Tentunya Semua pembalap berlomba untuk memenangkan pertandingannya. Mereka memacu, menggeber mobilnya dengan kencang, sangat kencang. Tahukah saudara, sekalipun lomba itu adu cepat, namun ternyata, yang terpenting dalam strategi untuk memenangkan perlombaan adalah *Berhenti sejenak alias Pit-Stop.*

Tidak seorang pun dari pembalap itu, betapapun mobil mereka melaju sangat kencang dan bisa memenangi lomba tanpa pernah mengambil waktu Berhenti Sejenak atau Pit-Stop itu.

Dalam berhenti sejenak (Pit-Stop), para joki Jet Darat, atau Pembalap itu, mereka sesungguhnya sedang melakukan Penyegaran intruksi dan menerima arahan, melakukan perbaikan mesin, mengisi tangki bahan bakar, mengganti ban, dan kemudian, berangkat, melaju kencang lagi dalam keadaan segar dan semangat baru.

Lomba Formula Satu benar adalah soal adu kecepatan dan strategi. Dan kemenangan sering ditentukan oleh soal penentuan waktu serta manajemen Berhenti Sejenak ( Pit-Stop) itu dengan cara efektif dan efisien.

Saudaraku, di dalam kehidupan kita sehari-hari, Waktu Berhenti sejenak (Pit-Stop), dapat mewujud dalam berbagai bentuk. Misalnya: Mengikuti pelatihan atau Training. Membaca buku yang mencerahkan. Berdoa atau Beribadah dengan penuh sungguh-sungguh. Istirahat untuk makan siang. Melakukan obrolan dengan sahabat. Bercengkerama dengan anak dan istri-suami, jalan-jalan, menonton dll.

Pit-Stop sangat membantu kita dalam meraih kehidupan yang utuh.

Banyak orang yang kelihatannya terlalu sibuk. Mereka bekerja begitu keras untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan pekerjaan bahkan hidup. Namun yang terjadi, banyak di antara mereka bagaikan Kelelawar yang terbang di siang hari. Begitu banyak sinar matahari namun justeru sang kelalawar tak mampu melihat.

Dalam banyak kasus juga, mereka yang terlalu sibuk tidak mampu melihat kehebatan dan pola lucu tingkah si buah hatinya. Mereka tidak tahu betapa dalam cinta dan perhatian pendamping hidupnya kepada mereka. Mereka tak menyadari begitu banyak inspirasi kehidupan baru yang berada di sekitarnya. Bahkan terkadang mereka tak menyadari dan tidak tahu siapa dirinya. Mereka begitu sibuk, namun justru tidak mampu memahami apa makna hidup yang sesungguhnya.
Bagaikan seorang Tukang Tebang kayu, Kapaknya diayun terus, sampai kapak itu tergerus menumpul, tetapi si penebang kayu tidak mau berhenti sejenak untuk mengasah Kapak. Kita tahu konsekwensinya: Produktifitas menurun, yang berakibat Frustrasi bagi si Penebang kayu.

Maka, bila Saatnya kita melakukan Pit-Stop, ya berhenti saja dahulu. Hitung hari-hari: Hitung kembali anak tangga yang sudah dilalui sambil evaluasi strategi ke tangga berikutnya. Renungkanlah untuk apa kita hidup? Mau kemana setelah kehidupan? Sudah berapa lama anda menikah? Dan hal terbaik apa yang pernah anda berikan kepada pasangan hidup anda? Andai satu bulan anda selalu mempersembahkan satu hal yang terbaik buat pasangan hidup anda, saya yakin sang pendamping akan semakin menyayangi anda. Perlu berhenti sejenak ya.

Lakukanlah Pit-Stop, maka hidup anda akan semakin bermakna. Keberadaan anda dirindukan orang-orang di sekitar anda dan Tuhan. Pit-Stop menjadikan hidup kita lebih hidup, lebih semangat dan lebih produktif. Itulah hidup yang bijaksana. Amen

Pdt Ezra Simorangkir

Tinggalkan Balasan