“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham”
Matius 1:1
Ceritaku dan Ceritamu.
Seberapa yakin anda bahwa Allah memakai orang seperti kita ini, dengan segudang kesalahan, cacat, kekurangan dan dosa Anda. Apakah ini benar-benar terjadi Tuhan?
Jika kita membaca silsilah Yesus (manusia) dalam Matius pasal 1, menjelaskan kepada kita, bahwa masih ada harapan. Yes.
Telodod atau Silsilah Yesus meceritakan banyak oknum yang bibitnya CACAT, bebetnya, tak layak, namun kesemua hal itu sesungguhnya menunjukkan anugerah Allah buat kita. Ternyata Pria dan wanita yang tak bercacat, tidak ditemukan dalam silsilah Yesus.
Coba simak Abraham juga Daud. Sekalipun Daud adalah seorang raja yang besar, Perkataan dan Perbuatannya adalah Hukum dalam Pemerintahannya (monarkhi Absolut), Namun dimata Tuhan, ia bersalah karena perzinahan dan pembunuhan Uria. Sekali lagi, di mata manusia hal itu Sah, Tetapi bagi Tuhan, itu Dosa.
Begitu juga Abraham, yang disebut bapa orang beriman, namun melakukan sejumlah penyelewengan dalam imannya sendiri ketika ia jatuh dalam kebiasaan menipu. Tetapi Allah memasukkan baik Daud maupun Abraham dalam garis Mesias. Bingung ya?
Kita melihat ke nama lain yang juga menarik, khususnya para wanita. Ada lima orang termasuk Maria. Empat lainnya patut dipertanyakan bebet maupun bobotnya.
Mereka adalah wanita-wanita berdosa, yang tidak diketahui kebajikan atau kesalehannya. Mereka bahkan bukan orang Yahudi, namun Allah mengikut-sertakan mereka dalam garis Mesianis. Amboi..
Pertama: Tamar. Kisah Tamar dipenuhi dengan penipuan dan dinodai dengan catatan-catatan kotor mengenai pelacuran, sudah barang tentu ia bukanlah wanita saleh. Meskipun demikian, oleh anugerah Allah, Tamar ada dalam garis Mesianis. Keren ya.
Berikutnya Rahab. Ia adalah pelacur di Yerikho ketika ia bertemu dengan dua orang mata-mata Yahudi yang dikirim untuk mengintai kota yang akan diserbu oleh bangsa Israel. Rahab membawa kedua lelaki ini dan menyembunyikan mereka. Ketika kota itu ditaklukkan Israel, Rahab, Pelacur itu dibiarkan hidup. Allah dalam anugerah-Nya tidak hanya membiarkannya hidup, tetapi membawanya ke dalam garis Mesianis sebagai istri Salmon, ibu dari Boaz yang saleh, yang adalah kakek buyut Daud. Bebet Rahab gimana sich?
Ada juga Rut. Rut adalah dari Moab. Moab adalah keturunan hasil hubungan inses antara Lot dan putrinya. Salah satu anak yang lahir dari kebersamaan yang tidak kudus itu adalah lelaki bernama Moab, yang sukunya dikenal sebagai Bangsa Moab. Mereka adalah penyembah berhala. Nah, Rut orang Moab itu menikah dengan Boaz, Boaz punya anak namanya Obed, Obed punya anak nama Isai dan Isai adalah ayahnya Raja Daud.
Rut menjadi nenek dari raja terbesar Israel, Daud, dan dengan demikian termasuk dalam garis Mesianis
Wow
Kita juga menemukan ada Betsyeba, walaupun namanya tidak disebutkan, Matius 1:6, Ia dikenal sebagai “istri Uria”. Terlibat dalam hubungan zinah dengan Daud,, namun ia termasuk dalam garis Mesianis. Makin Pusing nggak?
Apa sich maksud pengulangan ini? Ternyata ingin menunjukkan bahwa silsilah Yesus tidak hanya membuktikan kemanusiaan-Nya yang penuh, tetapi bahwa anugerah Allah berlaku dari sejak awal.
Ketika kita jatuh dalam dosa, kadang-kala hal itu membuat kita ragu dalam tanya: Apakah masih ada harapan bagiku? Adakah pengampunan bagiku? Jawabannya ditemukan jelas yaitu dengan melihat garis keturunan Yesus sendiri. Intinya: Anugerah Allah bekerja sejak dari awalnya.
Silsilah Yesus ini, menekankan tentang anugerah Allah. Allah mengulurkan anugerah-Nya kepada orang-orang yang seperti Abraham dan Daud, yang walaupun dengan kekurangan mereka dimasukkan dalam garis Mesianis. Ia memberikan anugerahNya kepada Tamar, Rahab, Rut dan Betsyeba. Dan saat ini, Ia mengulurkan tanganNya kepada Anda.
*Silsilah Yesus menyatakan sebuah gambaran yang mengagetkan dan juga mengagumkan* dari segala yang telah Allah kerjakan bagi kita. Walaupun Anda tidak menjadi bagian dari garis keturunan Mesianis Yesus, Anda dapat menjadi bagian dari keluarga-Nya. Amen
Sekarang, Apa pun sejarah Anda. Anda sangat cocok di dalam kisah anda sendiri saat ini. Syukurilah itu. Amen.
Pdt Ezra Simorangkir