2 Petrus 2:22 “Babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.”
Pelitakota.id Kita sering melihat babi yang diberi nama lucu seperti Mimi, Pipi, Mochi, dan lain-lain. Penamaan ini tentu berhubungan dengan tampilan babi yang menggemaskan. Ada babi yang didandani bak manusia, kukunya dirapikan, diberi parfum, pakaian, dan lain-lain. Namun, jika babi itu dibawa ke dekat kubangan lumpur, spontan babi itu akan meronta, melompat, dan bermain lumpur dengan lucunya.
Mengapa bisa ya? Bukankah sudah dimandikan dan didandani begitu manisnya, kok kembali main lumpur? Jawabannya adalah karena babi Mimi, babi Pipi, babi Mochi, dan lain-lain, sifat aslinya memang suka lumpur. Karakter sesungguhnya tidak pernah bisa diubah, dia tetaplah babi, meskipun imut-imut dan menggemaskan.
Yesus sudah menyatakan hal ini dalam Matius 7:6 “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.”
Firman Tuhan begitu jelas tiap saat menyapa kita, bahkan juga dengan sengaja kita mencarinya untuk didengarkan setiap hari Minggu dalam ibadah. Namun, dimanakah Firman Tuhan itu kita letakkan? Bukankah Firman itu berguna untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan, dan mendidik dalam kebenaran?
Namun, kok buah pertobatan itu tidak kelihatan konstan dalam hidup ini? Bukankah perilaku yang seperti itu bagaikan babi yang cantik yang kembali ke kubangannya? Mestinya tidak begitu lagi.
Katanya Kristen, katanya telah diselamatkan. Nyatanya, masih banyak yang melakukan perilaku tidak sesuai dengan iman mereka. Masih bohong, sombong, pelit, egois, munafik, iri, narkoba, selingkuh, judi, dendam, nipu, jahat, dan lain-lain.
Sungguh tidak enak pengibaratan sifat babi oleh Yesus maupun Petrus ini dan membenturkannya dengan perilaku orang Kristen. Namun, pesan ini adalah sebagai pengingat bagi kita semua agar tidak berlomba-lomba mengubah tampilan luar saja seperti pelayanan, ibadah, dan lain-lain, tapi semua itu tidak mengubah bagian dalam manusianya. Amen.
Oleh: Pdt Ezra Simorangkir