2 Korintus 3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Ayat ini sangat menggoncang saya, ketika melihat Kiprah sejumlah Anak Bangsa dan sekaligus juga anak Tuhan yang begitu viral, tapi beritanya negatif.
Berturut-turut Kisah itu yaitu ada Menteri, Jendral, Hakim, Pengusaha, Pengacara, Pendeta dan terakhir Wakil Menteri, mereka Kristen. Semua Peristiwa mereka, sangat menghentak dan membuat kita tapakur, membuang muka ke tanah sejenak. Kita berkaca pada Tanah. Hitam dan Gelap. Sedih lirih, kita dibuatnya.
Imanuel, arti nama yang begitu Luhur dan Dipercaya: Allah beserta “Kita”. Tetapi numpang tanya: Kita yang manakah? Ya, tentu saja kita yang berkenan kepadaNya. Lantas bagaimana Dengan Imanuel yang ditangkap KPK itu? Apakah Imanuel, masih tetap Allah bersama dia, yang juga Imanuel? Apakah Allah tetap menyayangi dia yang juga adalah Imanuel? Tapi diakan sudah mencoreng nama luhur yang dia sandang itu: Imanuel? Ah, sobat janganlah menghakimi, demikian Perintah Tuhan Yesus.
Benar, Perbuatan Imanuel sangat mengganggu, bahkan bak Palu Godam menghantam Batok kepala ini, tetapi Apakah hal itu mengganggu, karena Melekatnya label Imanuel pada dirinya, sedangkan Perilakunya Jauh dari seorang yang disertai Allah? Jika tidak ada Nama Imanuel atau lebel Kristen itu, bagaimana? Apakah reaksi kita biasa saja?
Dapat saya mengerti perasaan setiap kita dalam hal ini, Ok lah kalau begitu. Baiklah. *Tetapi bolehkah lewat peristiwa ini kita justru belajar banyak juga, seperti mengingat ayat di atas: “kamu adalah surat Kristus.”* Ayat ini tentunya membuat sebuah Perenungan: Apakah seharusnya yang keluar dari isi pikir, isi ucap dan perbuatan kita telah membuat orang yang bersama dengan kita nyaman dan tenang?*l Sejauh manakah keberadaan kita berguna bagi orang lain?
Saudaraku, Orang di luar Kristus tidak membaca Alkitab, bahkan tidak mengenal Kristus, tetapi cara hidup kita, justru membuat orang lain dengan mudah membaca Alkitab atau Surat Kristus tanpa ribet.
Saudaraku, Jika saat ini saudara kita Imanuel jatuh dalam dosa karena melanggar Hukum, Tugas kita bukan Menghakimi, itu urusan Penegak Hukum. Tugas kita adalah Berdoalah Buat Imanuel, agar Imanuel siap mempertanggung-jawabkan semua perbuatannya dan juga kita berdoa agar para penegak Hukum bertindak seadil-adilnya.
Saudaraku, tetap waspada dan jaga nama yang ada pada kita, sebab nama itu begitu berarti.
Oya, Nama kita itu disebut Saat Dibaptis dan tentunya juga nanti saat dimakamkan. Nama itu sungguh berarti. Nama itu Adalah Kita. Kita yang mana? Kita yang berkenan bagi Allah.
Imanuel itu tetaplah Allah Beserta kita, tidak akan pernah berubah, kini dan Nanti. Amen
Selamat hari Minggu.
Selamat Beribadah.
Pdt Ezra Simorangkir