Roma 3:23-24 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Peringatan Dini Sekali
Kita telah masuk minggu keempat Bulan Juli dan biasanya minggu depan, yaitu Bulan Agustus Panitia Natal sudah dibentuk, selanjutnya akan sibuk buat anggarannya dan rancangan lainnya. Begitukah?
Untuk Info saja (Mungkin juga Mengulang), Bahwa Perayaan Natal tidak pernah dilakukan oleh Para Rasul maupun jemaat mula-mula. Perayaan Natal Justru baru ada (dimulai) di thn180 Masehi oleh seorang Pemimpin Gereja Koptik yaitu Pope Dimetrius (dalam sebuah Dokumen Gereja Koptik/Mesir, yaitu Koptik Didaskalia Apostorum).
Seorang Bapak Gereja lainnya bernama Origenes, (185–232) mengakui bahwa “Dalam Kitab Suci, hanya orang berdosa, yang merayakan ulang tahun Contohnya Herodes dalam Markus 6:21.” Para Rasul dan jemaat mula-mula justru Merayakan Kematian Yesus dengan melayankan Perjamuan Kudus setiap kali mereka beribadah, dengan mengingat perkataan Yesus “buatlah menjadi Peringatan akan Daku. Lukas 22:19″
Perjamuan Kudus yang dilakukan itu, kemudian, disalah artikan orang Romawi menjadikannya salah satu alasan Romawi “menuduh Orang Kristen Makan Daging bayi dan minum darahnya saat ibadah (Perjamuan Kudus). Sekali lagi, Natal tidak dirayakan Para Rasul dan jemaat mula-mula, karena Perayaan Kelahiran, mereka pahami adalah Tradisi Pagan yang penuh dengan pesta Hura-hura, mabuk, makan-minum dll yang justru sangat dihindari oleh para Rasul dan jemaat mula-mula, alias berbahaya sekali.
Lantas, Bagaimanakah Perayaan Natal kita kini dan di sini? Natal identik dgn apa? Budget Komsumsi yang besar, Baju Baru, Dekorasi, Kado dll. Ukurannya Adalah Acara Meriah dan Banyak Yang Hadir. Puas. Begitukah?
Saudaraku, Ingat, hal-hal seperti itu yang sangat dihindari Para Rasul dan Jemaat Mula-mula dalam Perayaan Kelahiran (ultah), karena hal itu adalah Praktek Perayaan Kelahiran Pagan. Mereka tentunya tahu bagaimana merayakan Ulang tahun seseorang, Tetapi bagi Para Rasul dan Jemaat Mula-mula, itu tidaklah penting, yang penting buat mereka adalah Menggenapi Firman Yesus yaitu Memperingati Kematian Yesus.
Jadi, Apakah boleh merayakan Natal, kelahiran Yesus? Tentu boleh, tetapi jangan orientasinya Seperti Perayaan HUT Manusia ya, pesta, pesta dan pesta alias kemeriahan (tetapi tanpa Kemuliaan) sebab sesungguhnya ketika kita merayakan Ulang tahun, yang terjadi hanyalah pengulangan tiap tahun, dan ingat, setiap kali HUT kita rayakan, menyatakan Kuota HIDUP kita di bumi berkurang satu tahun. Perayaan HUT kita, mengingatkan bahwa Hari Kematian Makin Dekat.
Perayaan Natal kita sejatinya adalah Perayaan Penebusan Dosa kita, Perayaan Kematian Yesus. Jadi tepat seperti apa yg diperintahkan Yesus untuk kita lakukan: “Buatlah Menjadi Peringatan Akan Daku!” Artinya apa? Kabarkan Injil, bagikan kasih kepada yang belum percaya dan orang yg kurang mampu!
Catatan Penting :Anda dan Gereja Anda, belum dan tidak akan pernah disebut Merayakan Natal dengan baik dan benar, jika anda tidak pernah menyaksikan Yesus kepada orang yang belum Percaya Yesus. Kalau pun anda merayakan Natal Versi Acara, Versi Konsumsi, Versi Kemeriahan dll semata; Anda dan Gereja Anda sesungguhnya sedang merayakan ultah seseorang manusia, ntah siapa itu orangnya, lebih tepatnya lagi Perayaan itu sama dengan Perayaan Ultah Pagan yang sangat dihindari Para Rasul dan Jemaat Mula-mula. “Pergilah, Jadikanlah semua bangsa MuridKu” kata Tuhan Yesus. Itulah Berita dan Perayaan Natal Sesungguhnya. Ini Sebuah Pengingat dan Peringatan Dini Natal.
Amen
Pdt Ezra Simorangkir