Al Khoziny: Tangisan di Balik Reruntuhan, Mampukah Sidoarjo Bangkit dari Tragedi yang Merenggut Masa Depan?

Spread the love

SIDOARJO – Kabut duka pekat menyelimuti Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pasca-ambruknya bangunan empat lantai yang merenggut masa depan puluhan santri pada Rabu (1/10). Di tengah puing dan debu, tim SAR gabungan dengan gagah berani berpacu dengan maut, menggali harapan di antara reruntuhan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, dengan wajah penuh keprihatinan, menyaksikan langsung dahsyatnya kehancuran. “Ini adalah tragedi kemanusiaan yang luar biasa. Kami akan melakukan segala yang mungkin untuk menyelamatkan setiap nyawa,” tegasnya, meski sorot matanya tak mampu menyembunyikan getirnya kenyataan.

Di Balik Reruntuhan, Harapan Sekecil Bara

Tim SAR, bak prajurit yang tak kenal lelah, terus menyisir setiap sudut reruntuhan. Namun, tantangan menghadang di setiap jengkal. “Struktur bangunan yang labil membuat kami harus bekerja ekstra hati-hati. Setiap gerakan bisa menjadi penentu hidup dan mati,” ungkap Marsekal Madya TNI M. Syafii, Kepala Basarnas, dengan nada suara bergetar.

Di tengah hiruk pikuk evakuasi, sayatan pilu terdengar dari bibir seorang relawan. “Kami mendengar rintihan, bisikan lirih dari balik beton. Tapi, tangan kami tak mampu menjangkau mereka secepat yang kami inginkan. Ya Allah, berikanlah kekuatan,” lirihnya, air mata membasahi pipi.

Solidaritas Tanpa Batas di Tengah Nestapa

Bantuan mengalir deras dari seluruh penjuru. Pemerintah pusat dan daerah bahu-membahu memberikan dukungan logistik dan medis. Masyarakat Sidoarjo, dengan hati yang terluka, menyingsingkan lengan baju, memberikan uluran tangan tanpa pamrih.

“Kami merasakan duka yang mendalam. Ini adalah ujian bagi kita semua,” ujar Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, dengan suara tercekat. “Namun, di tengah kesedihan ini, kita harus bangkit dan saling menguatkan.”

Trauma Menganga, Pemulihan Jangka Panjang

Tragedi ini meninggalkan luka menganga di hati para santri, keluarga korban, dan seluruh masyarakat. Bayang-bayang reruntuhan akan terus menghantui. Namun, semangat untuk bangkit tak boleh padam. Pemerintah berjanji akan memberikan pendampingan psikologis dan membangun kembali Ponpes Al Khoziny sebagai simbol harapan.

Data terkini: 3 santri telah berpulang, puluhan lainnya terluka, dan 91 jiwa masih dalam pencarian.

Jurnalis: Don

Editor: Romo Kefas

Tinggalkan Balasan