Lukas 2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah
Rasanya pertanyaan berikut ini lucu dan aneh tetapi tetap saya tanyakan ya. Pernahkah Anda “kehilangan Tuhan?” Tidak perlu buru-buru menjawab tidak, sebab hal itu lebih mudah dilakukan daripada kelihatannya. Dalam beberapa hal, bahkan orangtua Yesus sendiri pernah merasa bersalah tentang hal kehilangan Itu. Peristiwa itu terjadi sewaktu Yesus berusia duabelas tahun.
Sebelum kita melihat peristiwa itu, sangat perlu untuk memikirkan masa awal kehidupan Yesus.
Patut diperhatikan bahwa Alkitab tidak berbicara banyak tentang duabelas tahun pertama masa Yesus di dunia. Sebagian orang tidak menyukai fakta tersebut dan mencoba untuk mengisi fase kosong itu. Ada buku yang tidak termasuk kepada Alkitab yang berjudul Injil Tomas Buku ini berisi beberapa cerita aneh mengenai masa kanak-kanak Yesus. Satu cerita yaitu betapa sukanya Yesus melempar gumpalan-gumpalan lumpur ke udara, kemudian gumpalan itu berubah menjadi burung-burung dan terbang. Cerita lainnya menggambarkan bagaimana Yesus mengutuk pengacau yang mengganggu-Nya. Benarkah kisah itu? Tentu tidak. Yesus yang kita baca dalam Injil tidak pernah melakukan hal demikian. Itulah salah satu alasan mengapa Injil Tomas tidak terdapat dalam Alkitab kita. Sementara agama yang lain mengutip cerita itu dan mempercayainya. Itu adalah urusan mereka.
Sejujurnya terlalu banyak dari kita yang ingin tahu seperti apa Yesus sebagai seorang anak. Menariknya, Allah tidak memberitahu kita. Ya sudah, kita tidak tahu, begitu saja kok repot. Pendek kata: Allah menetapkan untuk tidak menyatakannya pada kita. Masih ngeyel ya…
Beberapa hal tentu saja kita tahu mengenai masa kanak-kanakNya. Kita tahu bahwa sewaktu Yesus berusia dua tahun (2 tahun), orang Majus mengunjungi-Nya. Cerita ini Bertentangan dengan Drama Natal. Para Majus ketika mengunjungi Yesus, bukan lagi di kandang Betlehem. Tetapi sudah di sebuah rumah. Matius 2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia.
Tentunya kita tahu bahwa Yesus adalah anak Yusuf *seorang tukang kayu.* Ia belajar keterampilan itu dan mungkin membuat perabotan, atau juga rumah.
Kita tahu bahwa Yesus dididik dalam pengajaran Taurat. la mematuhi hukum Taurat dan pergi ke Bait Allah, sebab begitulah tradisi Orang tua Jahudi, mengajar anak Taurat sejak usia dini.
Satu hal yang perlu dicatat bahwa kita tahu Yesus satu-satunya anak yang bertumbuh besar tanpa cacat dosa asal. Ia tidak bertumbuh seperti kita ketika kita menjadi orang Kristen, dari keberdosaan kepada ketaatan. Ia bertumbuh dari ketaatan kepada ketaatan lainnya.
Hanya ada satu cerita tentang Yesus sebagai anak laki-laki dua belas tahun (Bar Mitzvah) yang “hilang” di Bait Allah, di mana Maria dan Yusuf kehilangan Dia.
Saya meceritakan kembali kisah itu ya: Pada jaman itu biasanya para peziarah akan menyuruh para wanita untuk berangkat sehari lebih awal dari mereka; para lelaki menyusul kemudian. Ketika tiba waktunya bagi keluarga Yesus untuk meninggalkan Yerusalem, Maria berangkat terlebih dahulu dan berpikir bahwa Yesus ada bersama dengan Yusuf. Pada saat yang sama, Yusuf berpikir bahwa Yesus menemani Maria. Ketika akhirnya pasangan ini bergabung, ternyata mereka mendapati bahwa Yesus tidak bersama-sama mereka alias “Yesus Hilang”. Maka mereka bergegas kembali ke Yerusalem dan menemukan Yesus dalam Bait Allah sedang mendengarkan pengajaran dan bahkan mengajukan pertanyaan (Lukas 2:46).
Ketika mereka menemukan Yesus di situ, Maria bertanya pada-Nya “Anakku, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau” (Lukas 2:28). Maria “tidak mengerti” siapa itu yang ia besarkan. Karenanya Yesus menjawabnya “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Lukas 2:49).
Jelaslah bahwa walaupun Yesus masih muda usia, Ia tahu siapa Dia. Walaupun demikian Yesus menaklukkan diri pada otoritas orangtua-Nya dan kembali ke Nazaret bersama mereka. Yesus, Anak yang hormat pada Orang tua. Keren ya.
Saya pikir sungguh menarik bahwa Yusuf dan Maria makan, baik pagi, siang, dan malam tanpa memperhatikan kehadiranNya. Mereka tidak memikirkan Yesus, karena mereka begitu terlibat dalam seluruh kegiatan agamawi: pergi ke Bait Allah, mengikuti perayaan-perayaan, mengikuti kebaktian-kebaktian. Tetapi mereka lupa tentang Yesus, Mereka kehilangan Yesus. Betapa samanya dengan Peribadatan kita. Datang ibadah, tetapi toh kita kehilangan Dia. Kita larut dalam segudang aktifitas pelayanan tapi kita kehilangan Yesus. Kok Bisa ya?
Perhatikan baik: Kita pun dapat kehilangn pandangan akan Dia. Kita dapat melupakan-Nya. Kita tidak berhenti mengasihi-Nya, itu baik. Kita tidak berhenti mempercayai Allah, itu juga ok. *Namun secara jujur, kita sering lupa tentang Dia, ini berbahaya.*
Catatan Penting bingits ya: *Tidak peduli betapa mulia dan baiknya suatu hal tertentu, apa pun yang ada di antara kita dan Yesus dapat menjadi dosa, itu benar. Tetapi kita tidak seharusnya begitu asyik dengan kegiatan agama apa pun bentuknya, sehingga kita melupakan tentang Yesus. Ingatlah, Kita harus tidak berani melangkah tanpa Yesus. Seperti Yesus, kita pun harus berada dalam pekerjaan Bapa kita dan kita takkan melakukannya, kalau kita tidak berjalan bersama Yesus setiap waktu di hidup kita. Amen
Pdt Ezra Simorangkir